BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Kesehatan mental mahasiswa menjadi concern yang perlu penanganan serius. Hal itu pun dilakukan oleh Tim Bimbingan Konseling, Direktorat Kemahasiswaan ITB. Dalam kegiatan Sosialisasi Hasil Psikotes Mahasiswa Baru Tahun 2021 yang diselenggarakan secara daring beberapa waktu lalu (21/11/22) dipaparkan kondisi Kesehatan mental dari setiap Fakultas/Sekolah yang ada di ITB.
“Adanya kegiatan sosialisasi ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran kita semua terhadap persoalan-persoalan potensial yang bisa muncul pada diri mahasiswa. Para psikolog memaparkan hasil psikotest dari mahasiswa baru ITB Angkatan 2021. Dari hasil tersebut dapat dilihat adanya potensi-potensi positif yang bisa dioptimalkan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan studi dengan baik,” ungkap Direktur Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITB, Dr. G.Prasetyo Adhitama M.Sn,.
Meski demikian, ia pun menyebutkan bahwa dari hasil psikotest tersebut terdapat poin-poin tertentu yang memang perlu diperhatikan terkait kewaspadaan Kesehatan mental mahasiswa. Untuk itu, dengan adanya hasil psikotest dari mahasiswa baru ini bisa dipergunakan oleh Lembaga atau divisi terkait, guna menentukan Langkah-langkan strategis seperti apa yang perlu dipersiapkan. Sejauh ini, pihaknya maupun Bimbingan Konseling BK telah melakukan beberapa program yang mencakup ketelibatan fakultas maupun sekolah untuk bisa terlibat lebih aktif dalam mengidentifikasi Kesehatan mental mahasiswa.
“Kami mengapresiasi tinggi pada fakultas maupun sekolah yang berinisiasi membentuk satgas pendamping sebaya guna mendampingin mahasiswa yang memerlukan pendampingan mental. Keterlihatan ini sangat kami harapkan mengingat sejak pandemi Covid 19, angka kegiatan konseling mahasiswa ke BK ITB terus meningkat,” ucap Prasetyo.
Hal senada pun disampaikan oleh Kepala Subdit Kesejahteraan Mahasiswa, Ir. Hendri Syamsudin M.Sc.,Ph.D. Lembaga yang menanguni Bimbingan Konseling ITB ini pun memaparkan bahwa jumlah mahasiswa ITB saat ini untuk tingkat Sarjana adalah 18 ribu lebih mahasiswa dan untuk tingkat Pascasarjana ada 8 ribu lebih. Jumlah tersebut tersebar di 3 kampus ITB yakni di jalan Ganesha Bandung, kampus ITB Jatinangor-Sumedang, serta kampus ITB Cirebon. Terhitung sejak awal tahun 2022 ini, ITB kampus Cirebon sudah memberlakukan luring secara maksimal.
“Dengan jumlah yang cukup banyak dan tersebar di 3 kampus ITB, kami berharap tetap bisa memberikan layanan Bimbingan Konseling secara setara. Jika melihat dari bulan Januari hingga Oktober tahun 2022, ada sekitar 1800 kegiatan layanan konseling dan dilakukan oleh mahasiswa secara berulang. Pada kegiatan hari ini, kami akan memaparkan hasil piskotes 3 fakultas/sekolah diantaranya SITH, FMIPA, dan SF,” ujar Hendri.
Pada rentang tanggal tersebut, ada sekitar 235 kegiatan konseling dilakukan oleh mahasiswa FMIPA, 164 kegiatan konseling oleh mahasiswa dari SITH, dan 64 kegiatan konseling oleh mahasiswa dari Sekolah Farmasi. Menurutnya, jika dirunut kembali seperti apa tingkat permasalahan Kesehatan mental dari mahasiswa yang dihadapi fakultas/sekolah tersebut, Hendri menyebutkan bahwa tingkatannya masih dalam kategori yang tidak berat karena masih di bawah 10 persen. Meski demikian, angka ini tidak bisa dianggap sepele.
“Meski di bawah 10 persen, namun angka ini tidak bisa dianggap sedikit, karena bisa saja ada hal-hal tidak terduga bisa terjadi. Untuk itu kami merasa dengan adanya pertemuan dengan perwakilan fakultas/sekolah ini diharapkan bisa terbangun kesadaran secara bersama-sama dan bisa menentukan Langkah-langkah strategi apa yang bisa dilakukan sedini mungkin. Sehingga tidak perlu menunggu ada permasalah berat terlebih dahulu, namun bisa sedini mungkin diidentifikasi dan diantisipasi sejak awal,” pungkasnya.
Kegiatan ini pun diisi dengan sesi inti yakni pemaparan hasil pemetaan potensi dan Kesehatan mental mahasiswa ITB khususnya untuk mahasiswa FMIPA, SF, dan SITH.