
Fulca Veda
Bandung, ITB Career Center - Tak jarang dalam pelaksanaan Tracer Study, kita melulu mempermasalahkan target responden berdasarkan data angkatan atau lulusan. Padahal, penentuan target responden ini sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Mengingat, baik responden berdasarkan angkatan dan lulusan keduanya akan sangat berguna dalam proses data collecting, data mining, dan data analysis.
Direktur ITB Career Center, Dr. Eng. Bambang Setia Budi, ST. MT., ketika ditemui di Ruang Meeting ITB Career Center mengatakan, data lulusan yang merupakan pendekatan tradisional dalam Tracer Study sebenarnya kurang cocok digunakan dalam proses pengumpulan data.
"Data lulusan itu pendekatan yang tradisional ya kalau di Tracer Study. Saya pribadi tidak menyarankan menggunakan pendekatan ini selama proses pengumpulan data (data collecting)," ujarnya.
"Kalau mengambil responden berdasarkan lulusan, akan ada banyak responden yang mungkin dilibatkan dalam satu riset Tracer Study. Misalkan pada Tracer Study tahun 2014 hingga tahun 2015, ada responden yang lulus di bulan yang berbeda-beda. ITB misalnya, dalam satu tahun ada 3 kelulusan di bulan yang berbeda, berarti itu termasuk multicohort, cohortnya terbilang banyak. Multi cohort yang lulus dalam satu tahun ini tetap tidak bisa disebut sebagai single cohort," tegasnya.
Oleh karena itu, Bambang menyatakan bahwa target responden berdasarkan angkatan lebih disarankan.
"Saya lebih menyarankan menggunakan data angkatan, pun pengumpulan datanya bisa dimaksimalkan dengan cara informal-kultural," paparnya.
Menurutnya, dengan menggunakan data angkatan, ITB berhasil melaksanakan Tracer Study karena mengandalkan kekuatan jaringan dari setiap angkatan berdasarkan program studinya. Ia menegaskan, tingginya penggunaan internet dan sosial media turut menjadi perantara yang menguatkan kelompok ini.
"Group Whatsapp, BBM, Facebook, dan sosial media lainnya menjadi moda komunikasi yang mempertemukan alumni angkatan yang jadi target responden sehingga lebih memungkinkan untuk melakukan kontak dan mengetahui keadaan target responden yang disasar. Karena itulah, target responden berdasarkan angkatan dirasa lebih cocok digunakan untuk pengumpulan data," ungkapnya.
Namun Bambang menjelaskan lebih jauh bahwa pemilihan target responden bisa jadi berbeda jika dilakukan di politeknik ataupun vokasional.
"Berbeda dengan pelaksanaan Tracer Study di perguruan tinggi dengan banyak angkatan dan lulusan, biasanya semua sekolah politeknik/vocational tidak ada permasalahan dengan pemilihan target responden karna mereka keluarnya kan bareng-bareng. Mereka tidak akan kesulitan dengan data collecting-nya. Data analysis beda lagi, mau pake data angkatan atau data lulusan, itu tidak akan menjadi masalah," ungkapnya.