BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Generasi Z yang saat ini sebagian menginjak fase menjadi mahasiswa memiliki kekhasan tersendiri. Paparan teknologi yang begitu pesat hingga pola komunikasi yang berbeda dengan generasi sebelumnya, menjadi tantangan tersendiri dalam memahami karakter dan kondisi psikis generasi Z.
Melihat berbagai fenomena generasi Z saat ini, Bimbingan Konseling (BK) ITB berinisiatif menggelar Pelatihan Dosen Konselor Multi-Kampus. Pelatihan yang dilakukan secara intensif pada 24 Februari, 9 dan 16 Maret 2024 ini, mengajak dosen-dosen ITB, baik yang mengajar di ITB Kampus Ganesha, Jatinangor, serta Cirebon untuk memahami bagaimana menghadapi generasi Z dengan segala kompleksitasnya. Kegiatan pun berlokasi di gedung CIBE Ruang 101 Kampus ITB Ganesha.
Pelatihan ini mengangkat tema “Karena Gen Z Ingin Dipahami”. Materi disampaikan oleh Dra. Isriana, Psikolog dan Karlina Firdausi, S.Psi., M.Psi., Psikolog yang merupakan Psikolog BK ITB. Kedua pemateri memberikan wawasan serta arahan bagaimana karakter dan fenomena psikologi generasi Z saat ini , juga arahan soal bagaimana proses konseling itu berjalan. Tak hanya itu, para peserta pelatihan yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Pendamping Sebaya (peer conselour) ini pun diajak melakukan praktek simulasi proses konseling antara dosen dan mahasiswanya.
“Karakteristik konselor yang dianggap penting dalam teori person-centered therapy Carl Rogers adalah Congruence, Unconditional Positive Regard (UPR), serta Empathy. Congruence berarti konselor harus benar-benar dan terintegrasi, serta menunjukkan keaslian diri dalam interaksi dengan klien. Unconditional Positive Regard (UPR) artinya konselor harus memiliki kepedulian dan keinginan yang benar-benar bagi klien. Dam terakhir, empathy dimana konselor harus memahami dan mengerti sensitif dan akurat pengalaman dan perasaan client dalam saat terjadi,” papar Psikolog BK ITB, Dra. Isriana.
Pada kesempatan tersebut, para peserta juga diberikan materi perihal bagaimana Teknik merespon khususnya saat proses konseling. Menurut Isriana, ada beberapa hal yang perlu dilakukan saat merespon klien saat berkonsultasi dengan konselor. Seorang konselor perlu memberikan respon positif karena hal ini bisa membantu klien dalam proses perubahan.
“Tekni positive response ini mencakup fokus, konsentrasi, dan interest. Teknik positive response juga mencakup pemberian feedback dan interpretasi yang menggambarkan perilaku client dalam konteksnya. Konselor harus memahami dan mengerti perilaku client dan menggambarkannya dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku yang positif dan berkembangan,” ujarnya.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 sesi ini, dihadiri oleh puluhan dosen yang merupakan perwakilan dari setiap Fakultas/Sekolah yang ada di lingkungan kampus ITB multicampus, baik kampus ITB Ganesha, Jatinangor, maupun Cirebon.