BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung kembali menghelat kuliah umum KU-4078 Studium Generale di Aula Barat ITB secara tatap muka dan daring melalui platform YouTube pada Rabu (25/09/2024). D. Arch. G. Prasetyo Adhitama S.Sn., M.Sn., Direktur Kemahasiswaan Institut Teknologi mengawali sambutan mengenai tujuan dari diselenggarakannya kelas Studium Generale. Dia menjelaskan bahwasanya saat ini mata kuliah Studium Generale diikuti oleh 900 mahasiswa baik dari Kampus Ganesha, Jatinangor, dan Cirebon dan dirancang untuk menambah wawasan mahasiswa di luar bidang studinya. G. Prasetyo Adhitama berharap mahasiswa dapat menempatkan diri dalam konteks global sehingga bisa berbagi ilmu dan wawasan.
Pada KU-4078 Studium Generale kali ini, mengundang Ir. Zulkifli Zaini, MBA, Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Zulkifli Zaini yang merupakan seorang profesional Indonesia dan salah satu alumni ITB telah banyak memimpin berbagai perusahaan BUMN ternama. Sebelumnya Zulkifli pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta sebagai Direktur Utama Bank Mandiri pada tahun 2010 hingga 2013. Selain menjabat sebagai Komisaris Utama PTPN, Zulkifli Zaini saat ini juga diamanahi menjadi Komisaris Bank Jasa Jakarta serta Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Bankir Indonesia.
Zulkifli Zaini membawakan materi dengan topik “Inovasi Bisnis dan Transformasi Organisasi”. Menurutnya, setiap perusahaan atau institusi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan nilai tambah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Zulkifli menyebutkan tiga aspek penting, diantaranya growth, return on invest, dan cashflow. Growth tidak bisa dicapai tanpa adanya inovasi. Untuk itu, Zulkifli Zaini menekankan agar setiap perusahaan atau institut harus mampu berinovasi untuk meningkatkan sumber pendapatannya. Perusahaan dapat berinovasi jika dipimpin oleh leader atau CEO yang bisa menggerakkan hati, pikiran, dan anggota badan pegawainya. Pernyataan ini selaras dengan Sam Palmisano, Former CEO IBM yang menyatakan bahwasanya sebuah organisasi yang tidak inovatif disebabkan oleh pemimpinnya yang tidak berani melakukan perubahan atau transformasi, tidak ada penyelarasan organisasi serta lemah dalam mengeksekusi. Itulah pentingnya memiliki sifat kepemimpinan (leadership) bagi para CEO atau pemimpin sebuah institusi atau perusahaan
Ditengah-tengah pemaparannya, Zulkifli menceritakan bagaimana pengalamannya memimpin dan menggerakan pegawainya semasa dia menjabat menjadi Direktur Utama Bank Mandiri serta Komisaris PT PLN. “Bagaimana mungkin 1 orang Dirut Bank Mandiri bisa menggerakan tiga puluh lima ribu pegawainya jika tidak memiliki leadership. Bagaimana mungkin 1 orang dirut PLN bisa menggerakan seratus lima puluh ribu pegawainya dari sabang sampai merauke jika tidak memiliki leadership. Padahal mereka tidak pernah bertemu saya secara langsung, itulah leadership,” jelas Zulkifli.
Nyatanya berinovasi memang tidak mudah, tidak ada formula khusus untuk berinovasi. Solusinya perusahaan harus membuat dan menetapkan struktur atau prasyarat dalam berinovasi. Prasyarat yang ditetapkan bisa jadi berbeda antara perusahaan satu dengan lainnya. Zulkifli mencontohkan beberapa prasyarat yang dapat diterapkan dalam membuat struktur berinovasi, contohnya CEO harus bisa menjadi champion, merayakan “budaya berinovasi”, menjadi partner untuk sharing pengetahuan, diversity SDM, memahami customer need, dan menetapkan standar kualitas tinggi dan permintaan. Meski begitu, terdapat tantangan yang perlu diantisipasi perusahaan ketika hendak berinovasi, yakni zona nyaman, anggaran yang stabil, ketidakmampuan mengeksekusi, ketidakmampuan berinovasi ke produksi, dan inovasi.
Selain berinovasi, perusahaan perlu bertransformasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Zulkifli menegaskan bahwasanya peningkatan kinerja bukan hasil dari suatu kebetulan, melainkan hasil dari manajemen perubahan serta transformasi. Dunia bisnis berubah seiring dengan perubahan dan perkembangan ilmu dan teknologi yang terjadi. Zulkifli mencontohkan perubahan bisnis yang terjadi dalam dunia perbankan antara 10 tahun lalu dengan masa kini. Pelanggan bank 10 tahun lalu tidak sama dengan pelanggan bank di masa kini. Sepuluh tahun lalu, bank cukup menyediakan pelayanan di kantor cabang untuk melakukan transaksi dan mengurus kebutuhan administrasi lainnya. Namun, saat ini beberapa bank sudah menyediakan aplikasi digital yang memudahkan bertransaksi dan mengurus kebutuhan administrasi secara online tanpa perlu datang ke kantor cabang. Perubahan inilah yang menjadikan transaksi lebih efisien dan efektif. Bank yang tidak menyediakan transaksi secara digital tentu saja akan ketinggalan.
Itulah mengapa transformasi menjadi penting bagi sebuah perusahaan. Transformasi penting untuk dilakukan karena dapat menghasilkan sesuatu yang berbeda dengan cara yang berbeda. Transformasi selalu memberikan ruang bagi perusahaan untuk selalu melakukan perbaikan dalam meningkatkan nilai tambah perusahaan. Zulkifli membagikan beberapa kerangka kerja yang dapat mendorong perusahaan untuk melakukan transformasi. Menurutnya, transformasi tidak dapat terlaksana tanpa adanya kerjasama antar anggota. “CEO hanya seorang diri, hanya dengan bekerja sama perusahaan dapat melakukan transformasi,” ujar Zulkifli lebih lanjut. Zulkifli juga menambahkan komunikasi sebagai kerangka kerja dalam transformasi. Komunikasi menjadi kunci untuk memastikan bahwa pesan pemimpin tersalurkan ke seluruh anggota perusahaan.
Dengan berbagai pengalaman yang ia miliki dalam memimpin perusahaan-perusahaan besar, Zulkifli Zaini memberikan pandangan berharga mengenai pentingnya inovasi dan transformasi dalam mencapai keberhasilan sebuah perusahaan. Ia menekankan bahwa inovasi dan kepemimpinan yang kuat, dikombinasikan dengan kerja sama tim serta komunikasi yang baik, merupakan kunci untuk membawa organisasi ke arah yang lebih maju. Kuliah umum ini pun memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa ITB sebagai calon pemimpin masa depan.