STRESS! KARYAKU TAK SEBAIK DIA

STRESS! KARYAKU TAK SEBAIK DIA

Manusia itu unik kata psikolog Gordon Williard Allport (1897-1967). Unik dalam arti tidak ada individu yang sama persis satu sama lain, kita semua memiliki kekhasan masing-masing. Pola asuh orangtua, pengalaman hidup, dan proses belajar dapat membentuk kepribadian individu. Kepribadian merupakan ciri khas seseorang dalam berpikir dan bertindak yang meliputi kebiasaan, sikap, emosi, dan tindakan.

Karena sifat unik yang dimiliki setiap manusia, maka menjadi tidak adil jika individu dibandingkan dengan individu lainnya, sebab perbandingannya menjadi tidak setara. Membandingkan diri dengan orang lain sesekali dapat menumbuhkan motivasi, namun jika sering dilakukan justru lebih banyak menimbulkan efek negatif, seperti merasa insecure, perasaan tidak bahagia, perasaan rendah diri dan lain sebagainya. Kita boleh memiliki panutan sebagai motivasi agar bisa seperti panutan kita, tapi ingat! tidak membandingkan. Ketika membandingkan diri dengan orang lain akan muncul gap atau kesenjangan, contohnya ketika kita mempelajari hal baru dengan cepat pengetahuan (informasi) kita menjadi berkembang dan lebih luas, tapi perlu proses agar kemampuan (skill) kita juga dapat berkembang, maka terjadilah kesenjangan antara pengetahuan dengan kemampuan. Hal tersebut dapat memicu stress karena kita memiliki ekspektasi tetang pengetahuan yang didapat akan tetapi tidak berbanding lurus dengan skill yang dimiliki. Sekali lagi skill perlu proses (latihan dan pengulangan) untuk berkembang.

Lalu untuk berkembang siapa yang dapat kita bandingkan? tentunya agar perbandingannya setara kita dapat membandingkan diri kita sendiri, bagaimana caranya? Kita dapat membandingkan diri kita saat ini dengan diri kita sebelumnya, apakah kita menjadi lebih baik? ataukah justru menjadi lebih buruk?. Agar dapat berguna buatlah evaluasi terhadap diri sendiri  dengan pertanyaan, apa ya penyebabnya?. Melakukan evaluasi dapat membantu pencapaian tujuan. ketika gagal jangan jadikan hal tersebut akhir dari segalanya, akan tetapi temukan penyebab kegagalan tersebut, sehingga harapannya dapat diperbaiki dikemudian hari. Kemudian ketika berhasil sekalipun jangan cepat puas, tetap lakukan evaluasi dengan mencari tahu penyebab keberhasilan, kemudian pertahankan atau bahkan kembangkan di kemudian hari agar pencapaian target menjadi optimal. Maka, penting untuk membuat tujuan (goal setting) dalam setiap aspek kehidupan, agar kita dapat fokus pada pencapaian diri dan tidak fokus pada apa yang sudah di hasilkan orang lain.

Ditulis oleh Yusi Prasiwi

© Copyright 2019 Informasi dan Komunikasi Direktorat Kemahasiswaan ITB