English Language Indonsian Language

Aktuaria ITB Hadirkan Praktisi, Bahas Pentingnya Problem Solution Fit dalam Membangun Bisnis

Selasa, 24 Juni 2025 - M Habib Nur Fauzan

BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Mahasiswa Program Studi Aktuaria FMIPA ITB kembali mengikuti Coaching Class sebagai bagian dari mata kuliah WI2023 Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan pada Selasa (6/5/2025) di Gedung Kuliah Umum Timur (GKUT), ITB Kampus Ganesha. Sesi yang mengangkat tajuk “Problem Solution Fit” ini menghadirkan dua alumni ITB, yaitu Gamma, S.T. (Teknik Mesin 2005) dan Frikza E. P., S.Si., M.E. (Matematika 2005), yang merupakan pendiri sekaligus CEO dari PT Bersama Cita Bunda, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman (F&B).

Dalam kuliah tamu ini, mahasiswa diajak memahami pentingnya tahapan awal dalam membangun bisnis yang berkelanjutan, yaitu menemukan kesesuaian antara masalah yang dihadapi konsumen dan solusi yang ditawarkan oleh produk atau jasa. Konsep ini dikenal dengan istilah problem solution fit, dan menjadi landasan penting sebelum melangkah ke tahap product-market fit ataupun business model fit.

Gamma membuka sesi dengan mengatakan bahwa problem solution fit bukan hanya tentang menjawab masalah, tetapi juga memastikan bahwa solusi yang ditawarkan benar-benar dibutuhkan oleh pasar. Ia menekankan pentingnya proses identifikasi masalah dengan membagi menjadi tiga kategori, yaitu disable (belum ada solusi yang tersedia), pain (solusi ada namun memerlukan syarat khusus), dan no pleasure (produk yang ada mulai membosankan). Pelaku bisnis dapat melakukan survei pasar secara menyeluruh, menganalisis kompetitor, memetakan jenis layanan yang tersedia, serta mengidentifikasi celah atau kekosongan yang belum terjawab oleh pemain lama sehingga mereka dapat merumuskan pendekatan solusi yang tepat dan menjadikannya fondasi usaha yang kokoh.

Para peserta juga diperkenalkan dengan proses perencanaan bisnis yang mencakup penetapan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, analisis SWOT, serta pengembangan asumsi berbasis data.

Pada bagian pengambilan keputusan, peserta diajak mengenal metode sistematis mulai dari identifikasi masalah, analisis akar masalah (root cause analysis), hingga evaluasi alternatif solusi dengan berbagai teknik seperti decision matrix dan prinsip Pareto. Selain itu, dengan mendengar suara pelanggan, perusahaan mampu menjaga kesesuaian produknya dengan kebutuhan pasar yang dinamis.

“Informasi utama yang kami ambil berasal dari feedback pelanggan melalui survei reguler, dan itulah yang menjadi dasar dalam menentukan prioritas dan inovasi,” ungkap Gamma.

Frikza menambahkan bahwa proses forecasting juga merupakan langkah penting dalam menjaga kesinambungan bisnis. Ia menjelaskan bagaimana perusahaan mereka memanfaatkan data tren serta survei untuk membaca arah pasar, terutama pada isu-isu jangka panjang seperti pola konsumsi sehat. Pendekatan berbasis data ini memungkinkan perusahaan untuk lebih akurat dalam merancang strategi masa depan.

Kuliah ditutup dengan pembahasan mengenai pengendalian internal atau controlling, yang mencakup antisipasi terhadap risiko serta pengawasan proses bisnis secara berkelanjutan. Mahasiswa diberikan gambaran nyata bagaimana sistemisasi dalam operasional dijalankan untuk memastikan standar kualitas dan efisiensi terus terjaga.

 

Dokumentasi: Dok. Pribadi (Iko Sutrisko Prakasa Lay)

Logo Kemahasiswaan ITB

Gedung Campus Center Barat Lantai 1

Jl. Ganesa No.10 Lebak Siliwangi

Kec. Coblong, Kota Bandung 40132

Phone: (022) 2504814

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung