BANDUNG, Ditmawa ITB - Bimbingan Konseling (BK) ITB membentuk sebuah tim khusus guna mempermudah proses konseling mahasiswa, yang disebut Pendamping Sebaya atau Peer Conselor. Para pendamping sebaya ini merupakan perwakilan mahasiswa dari setiap Fakultas/Sekolah yang ada di ITB. Untuk memaksimalkan potensi pendamping sebaya tersebut, BK ITB menggelar sebuah pelatihan bertajuk ITB Coaching Training Pendamping Sebaya yang digelar pada 28 hingga 30 Desember 2021.
Salah satu pemateri, Principle Expert and Leadership Coach CorpU PT. Telkom Indonesia Ir. Agus Riyanto M.Sc.,EPC menuturkan, ada dua keahlian dasar yang dibutuhkan oleh seorang peer conselor. Keahlian tersebut diantaranya kemampuan untuk mendengarkan klien dan bertanya sesuai dengan konteks klien. Menurutnya, pertanyaan sederhana seperti “Prestasi apa yang sudah kamu raih?” atau “Apa saja yang sudah kamu kerjakan?” adalah sebuah pertanyaan sederhana namun berdampak besar pada perubahan klien.
“Pertanyaan tersebut bisa membangkitkan self-esteem dan self-confident seseorang. Betapa banyak prestasi dan nikmat yang telah kita terima dan kita raih, namun terkadang kita tetap saja merasa nol. Pertanyaan tadi bisa memancing seseorang untuk menjawab, sehingga lebih menghargai capaian diri kita. Saat kita tahu benar siapa diri kita, maka saat itulah kita bisa menghargai diri,” jelasnya saat ITB Coaching Training Pendamping Sebaya Hari ke-1, Selasa (28/12/2021).
Selain keterampilan dalam mendengarkan, seorang konselor pun perlu memiliki kemampuan bertanya dengan baik. Menurut pemateri lainnya, Sofie Nur Fatimah S.Ds, kemampuan konselor saat bertanya pada klien salah satu hal yang penting. Umumnya, ada dua metode pertanyaan yaitu Open-Ended Question dan Close-Ended Question atau secara sederhana disebut juga dengan metode pertanyaan terbuka dan tertutup.
“Pada metode pertanyaan terbuka ditujukan untuk memdapatkan jawaban luas, bukan sekedar “ya” atau “tidak” saja. Sedangkan pada metode pertanyaan tertutup jawabannya terbatas dan biasanya hanya satu, dua, atau tiga kata. Saat melakukan sesi konseling pertanyaan terbuka lebih banyak dipakai untuk menggali kondisi klien,” ucapnya.