Fulca Veda Bandung, ITB Career Center — Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) mengunjungi ITB Career Center dan Divisi Riset Tracer Study ITB pada Selasa, (27/2/2018).
Dr. Eng. Bambang Setia Budi, S.T., M.T, selaku Direktur ITB Career Center sekaligus peneliti utama Divisi Riset ITB Career Center menerima kunjungan rombongan UNTAG yang berjumlah empat orang tersebut, di ruang meeting Lembaga Kemahasiswaan ITB.
"Saya berterimakasih atas kunjungannya, kita bisa
sharing ilmu berkenaan dengan pengelolaan lembaga pusat karir dan riset
tracer study di ITB kepada teman-teman rombongan UNTAG," ujarnya.
Caroline R, selaku Kepala Konseling dan Career Center UNTAG Surabaya, menuturkan bahwa kedatangan rombongannya bertujuan untuk melakukan perbaikan layanan pusat karir di universitasnya.
"Kami ingin belajar dari ITB, dulu kami cuma
job placement center sekarang jadi
counseling and career center di bawah unit pusat layanan psikologi, disana ada
assesment dan career counseling-nya. ITB kami pilih karena layanan dan membernya saling
attach satu sama lain,
tracer study-nya pun berbeda dari universitas lain,
response rate-nya sudah tinggi. Kami ingin membuat layanan yang efektif dan tepat sasaran seperti kampus ini," ujarnya.
Dr. Eng. Bambang Setia Budi, S.T, M.T., menunjukkan pengelolaan layanan pusat karir ITB Career Canter kepada rombongan tamu UNTAG Surabaya. (Dok.ITB Career Center/Fulca)
Dalam studi bandingnya ke ITB, rombongan UNTAG turut diajak berkunjung ke ruangan sekretariat Divisi Tracer Study ITB Career Center. Caroline memaparkan apresiasinya terhadap kelembagaan ITB Career Center dan Tracer Study ITB yang secara struktural sudah berfungsi dengan baik.
"Kami tak ingin hanya belajar via website-nya ITB Career Center atau Tracer Study ITB saja. Kami memilih ITB sebagai lokasi studi banding karena Kami ingin tahu bagaimana praktik di lapangannya. Kami juga baru tahu bahwa ada tim yang mengelola secara komprehensif dan terstruktur saat melakukan riset tracer study di ITB. Pantas saja setiap tahunnya ITB bisa produksi laporan tracer study secara kontinu," tambahnya.
Berbeda dari ITB, Caroline mengatakan bahwa Job Placement Center di UNTAG baru berdiri pada 2014, sedangkan riset tracer study baru akan dimulai.
"Berbeda dari ITB, background keilmuwan tim kami adalah psikologi. Rombongan kami dibawa bersama dr. Andik Matulesi, Psi (salah seorang pimpinan di Himpunan Psikologi Indonesia) masih akan terus memperbaiki layanan kami karena sejauh ini kami masih bergerak di bidang career psychology saja. Kami ingin memunculkan potensi mahasiswa UNTAG lewat layanan yang akan kami kembangkan setelah meriset lewat tracer study nanti. Kami harap akan ada ada kesinambungan antara layanan psikologi dengan output tracer study serta perbaikan sistem belajar di UNTAG, apalagi persaingan tenaga kerja saat ini makin ketat, harus pintar melihat peluang dan tantangan," jelasnya. (fv)
