Fulca Veda
Bandung, ITB Career Center - Divisi Riset ITB Career Center kembali melaksanakan Tracer Study 2019. Rangkaian Tracer Study ini dimulai dengan pertemuan surveyor pada Sabtu, (23/2) di Ruang Rapat Lembaga Kemahasiswaan ITB.
Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 34 alumni ITB angkatan 2012 dari seluruh jurusan menghadiri pertemuan surveyor selama kurang lebih dua jam untuk membahas berbagai hal terkait peran surveyor, perkembangan Tracer Study serta User Survey di ITB.
Media ITB Career Center berkesempatan berbincang dengan Ega Zulfa, alumni Teknik Industri (TI) ITB Tahun 2012 berkenaan dengan perannya sebagai surveyor untuk jurusannya.
Ega Zulfa mengatakan bahwa dirinya tertarik menjadi surveyor lantaran mampu membantu pengumpulan data untuk berbagai keperluan ITB kedepannya.
"Sebenernya alasan saya pengen jadi surveyor selain bisa update kabar dari teman-teman di jurusan, juga bisa membantu mengumpulkan data yang bermanfaat untuk berbagai keperluan terutama di ITB," ungkapnya.
Alumni yang saat ini bekerja di LPIK ITB tersebut mengungkapkan bahwa meski jumlah alumni Teknik Industri pada angkatannya terbilang banyak (info dirdik: 116 alumni) dirinya optimis akan mampu mengumpulkan data teman-temannya hingga jadwal penutupan tracer study tahun 2019.
"Jumlah alumni TI 2012 bisa dibilang lumayan ya, tapi itu bukan masalah. Sebenarnya tantangannya adalah dengan melihat kesibukan teman-teman di luar sana, mau tidak mau saya harus pinter-pinter follow up, ga boleh mager," pungkasnya.
Menanggapi adanya alumni TI 2012 yang mungkin berada di luar negeri, Ega mengungkapkan bahwa circle pertemanan di angkatannya bisa terbilang mudah untuk diajak koordinasi, terlebih dengan adanya sosial media.
Tracer Study, sudah populerkah di ITB?
Meskipun penelusuran alumni telah dilakukan sebanyak 8 kali di ITB sejak tahun 2012, Ega mengungkapkan bahwa banyak teman-teman angkatan 2012 yang baru mengetahui adanya Tracer Study.
"Banyak yang baru dengar Tracer Study ini untuk pertama kali, mungkin sudah ada survei sejenis pas jaman mahasiswa tapi namanya bukan tracer," imbuhnya.
Ega mengatakan bahwa dengan berperan sebagai surveyor, Ia optimis mampu mengajak teman-teman seangkatannya untuk memahami urgensi dilakukannya tracer study di ITB. Ega pun berharap Tracer Study akan lebih bisa berguna untuk validasi dalam proses pengambilan kebijakan di ITB.
"Untuk yang tertarik sama bidang data, teman-teman angkatan pasti bakal antusias sih dengan tracer study. Apalagi kalau nanti sudah paham urgensinya Tracer Study," paparnya.
"Dengan mengenalkan Tracer Study ke teman-teman angkatan, ya kita berharap data-datanya bisa diolah dan dipake sama beberapa pihak ke depannya untuk perkembangan ITB, sekaligus bisa untuk validasi beberapa isu pendidikan terutama buat jadi dasar pengambilan kebijakan yang tepat deh di ITB," harapnya. (fv)
