
Fulca Veda Bandung, ITB Career Center - Bencana gempa dan tsunami yang merusak sebagian bangunan kampus Universitas Tadulako tak membuat Tim Pusat Bimbingan Karir, Wirausaha, dan Tracer Study UNTAD (Pusbimwitra-BKK LPPMP UNTAD) berhenti mendirikan pusat karir dan melaksanakan Tracer Study.
Bertandang ke ITB, Muhammad Darma, Koordinator Pusbimwitra Universitas Tadulako mengaku bahwa kunjungan pertamanya bersama dua staffnya ini menjadi langkah baru bagi UNTAD untuk melaksanakan Tracer Study secara melembaga.
"Tracer Study yang diagendakan tahun lalu sebelum terjadi tsunami di Palu, masih dikerjakan dibawah rektor, bentuknya sekedar proyek, pengumpulan datanya sulit, masih via telepon. Jadi ya belum pernah berhasil lakukan Tracer Study, belum ada lembaganya. Rencananya akan dikerjakan dibawah pusat karir, pusat karirnya saja baru dibangun empat bulan lalu. Karenanya, hari ini kami beruntung sekali bisa belajar ke ITB Career Center bagaimana melakukan Tracer Study secara melembaga," ujar Darma.
Direktur ITB Career Center, Dr. Eng. Bambang Setiabudi, ST., MT, mengapresiasi kegigihan UNTAD untuk memulai Tracer Study. Dirinya menilai bahwa Tracer Study bisa dimulai sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kampus yang melaksanakannya.
"Akreditasi perguruan tinggi kan sekarang butuh Tracer Study. Mungkin bisa dimulai dengan membangun infrastrukturnya dulu, lalu baru sistemnya. Gapapa kalau response rate-nya masih rendah, 30% misalnya, setelah itu harus terus berinovasi," ungkapnya.
Ia mencontohkan, ITB sendiri berinovasi seiring dengan dilakukannya Tracer Study secara terus menerus.
"Dalam istilah Jepang, Kaizen atau Continues improvement itu penting. Kita sempet response rate-nya rendah. Tapi seiring berjalannya waktu, kita bener-bener manuver di berbagai lini. Perbaiki sisem IT, menggunakan surveyor, adakan reward/hadiah, adalah beberapa ide yang kami gunakan untuk meningkatkan response rate Tracer Study di ITB," tuturnya.