English Language Indonsian Language

Studium Generale : Membangun Kesadaran dan Berkolaborasi Bersama dalam Menekan Angka Stunting bersama BKKBN

Jumat, 24 Februari 2023 | Reporter : Satria Octavianus Nababan | Editor : Anne Rufaidah

BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id - Studium Generale selalu membawakan topik menarik dan pembicara berkompeten setiap minggunya, terbaru  Studium Generale menghadirkan Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si.,M.Eng. selaku Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). SG ini diadakan di Aula Barat ITB pada Rabu (22/2/2023), dengan mengusung topik “Peran Mahasiswa Penting (Peduli Stunting) dalam Mengawal Indonesia Emas 2045”. Melalui topik ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan insight baru, untuk semakin memberikan kesadaran akan pentingnya edukasi perihal stunting yang  menjadi ancaman bagi generasi penerus bangsa. 

“Siapa pun dan dengan latar belakang apapun dapat ikut berpartisipasi dalam ancaman bangsa kita kedepan, terkait kualitas SDM yaitu ancaman stunting.” pungkas Bonivasius membuka paparannya pagi itu. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa BKKBN merupakan salah satu lembaga yang berfokus pada pembangunan sumber daya manusia. BKKBN mengampu 3 visi, yang mana itu semua terkait dengan  kependudukan yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa unsur yaitu keluarga berencana, kesehatan reproduksi dan pembangunan keluarga. Indikator yang pakai dalam pembangunan kependudukan diantaranya pendidikan, mortalitas, fertilitas, mobilitas, disabilitas, dan perumahan.

Terdapat lima pilar pembangunan penduduk yaitu kuantitas penduduk, kualitas penduduk, pembangunan keluarga, mobilitas dan persebaran penduduk serta administrasi penduduk. Yang mana pilar utama dari semua itu ada di keluarga, yang mana berdasarkan data masih banyak perceraian di keluarga Indonesia dan persebaran penduduk yang berpusat di pulau Jawa.

“Secara sederhana, stunting dapat terlihat dari tinggi badan tetapi lebih daripada itu stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga kekurangan gizi ini yang menyebabkan penderita stunting pasti pendek. Orang pendek belum tentu stunting tetapi penderita stunting pasti pendek," ucapnya.

Pemenuhan gizi ini harus dijaga, mulai dari kehamilan Ibu hingga bayi berusia dua tahun, karena pada usia tersebut otak anak sedang sangat cepat untuk tumbuh dan berkembang. Selain daripada itu, faktor lain yang menyebabkan terjadinya stunting diantaranya pola asuh dan keterbatasan akses akan air bersih, sanitasi dan makanan bergizi. Masalah utama dalam pemenuhan gizi bukan karena makanan tersebut mahal, tetapi karena perilaku untuk makan makanan bergizi yang kurang diminati. 

Dampak stunting diantaranya yaitu gagal tumbuh (berat badan rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kognitif dan motorik, serta gangguan metabolik pada saat dewasa. Skema dalam mencegah lahirnya anak stunting dimulai dari pasangan yang akan menikah (Pra Konsepsi)  untuk mengedepankan perihal kesehatan serta kesiapan akan fisik dan mental. Kemudian memasuki masa kehamilan hingga tumbuh kembang anak yang harus selalu dijaga dan diperhatikan asupan gizi dan kesehatannya.

Berdasarkan data, angka stunting untuk Indonesia bagian Timur masih cukup tinggi, yang mana ini menjadi tantangan untuk Indonesia dalam menanganinya. Sehingga berdasarkan semua dan dan pemaparan tersebut dibutuhkan peran dan kontribusi dari semua pihak terutama mahasiswa yang akan menjadi generasi penerus bangsa.

Menurutnya, peran mahasiswa dalam berkontribusi menyelesaikan masalah stunting dapat dilakukan dari bidangnya masing-masing. salah satunya yakni dengan menciptakan sesuatu yang menjadi inovasi baru untuk membantu permasalahan kemanusiaan. Tak hanya itu, implementasi yang berkaitan langsung dengan manusia yaitu program MBKM dalam bentuk membangun desa/KKN T, proyek kemanusiaan, dan praktik kerja/magang.

"Stunting bukan penyakit atau wabah melainkan ancaman bagi generasi penerus bangsa, sehingga dengan kesadaran dan kolaborasi kita bersama-sama dapat sedikit demi sedikit menekan angka stunting untuk kemajuan Indonesia di masa mendatang," pungkasnya. 

Logo Kemahasiswaan ITB

Gedung Campus Center Barat Lantai 1

Jl. Ganesa No.10 Lebak Siliwangi

Kec. Coblong, Kota Bandung 40132

Phone: (022) 2504814

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung