Studium Generale ITB : Merawat Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental Dengan Memulai Langkah Kecil

BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id - Studium Generale ITB pada Rabu, (12/4/2023) kembali diadakan secara hybrid yang bertempat di  Aula Barat ITB dan juga disiarkan secara langsung melalui zoom meeting dan kanal YouTube ITB. Studium Generale kali ini membahas topik terkait tantangan dan solusi perihal Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental pada Generasi Muda di Indonesia.

Hadir sebagai narasumber yaitu dr. Indra K. Muhtadi yang merupakan seorang Health and Wellness Motivational Speaker and Influencer. Ia memaparkan, berdasarkan survey, didapatkan data bahwa 58,8% mahasiswa di Indonesia memiliki kebiasaan makan junk food dengan minimal 1 kali dalam seminggu, 45,2% mengalami obesitas , 41,1% tidak berolahraga, memiliki rerata waktu tidur 5,8 jam dan rerata screen time 7 jam/hari. Fakta ini menjadi penyebab gangguan kesehatan fisik dan mental pada mahasiswa. Gaya hidup sehat harus dijalani karena ini sebenarnya kebiasaan sejak kecil yang akhirnya menjadi suatu karakter dan looping menjadi gaya hidup kita terus-menerus. Ada pepatah yang mengatakan kecil teranja-anja, dewasa terbawa-bawa, tua terubah tidak.

“Yang menjadi gaya hidup kita saat ini, merupakan hasil dari kebiasaan kita dulu sewaktu dirumah, tetapi jangan menyalahkan orang tua. Yuk kita perbaiki sekarang, jadi kita harus berubah.” ucap dr. Indra.

Melakukan perubahan hendaknya dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sebagaimana Einstein pernah berkata bahwa hanya orang gila yang mengharapkan hasil berbeda dengan cara yang sama, maka perubahan yang ingin kita dapatkan harus dilakukan dengan cara-cara baru yang lebih inovatif juga. Peran kampus dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental diantaranya yaitu menyediakan lingkungan yang aman dan sehat, menyediakan fasilitas olahraga yang baik, melakukan penyuluhan kesehatan secara berkala, dan meningkatkan pelayanan kesehatan kampus baik secara online maupun offline.

Menurutnya, tantangan saat ini adalah banyaknya mahasiswa yang menarik diagnosa penyakitnya hanya melalui platform online tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga salah dalam menarik kesimpulan. Dr. Indra menjelaskan bahwa terdapat 5 pilar hidup sehat. Pilar pertama yaitu diet yang teratur dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat, buah-buahan, dan minyak tidak jenuh, mengurangi makanan tinggi gula dan kafein, serta membatasi mengkonsumsi natrium karena dapat meningkatkan tekanan darah.

Pilar kedua yaitu dengan melakukan aktivitas fisik dan olahraga rutin yang terkontrol. Olahraga terletak diatas sehat yaitu bugar, yang mana jika kita tidak memiliki penyakit maka dapat dikatakan sehat tetapi bugar itu apabila kita melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasakan lelah yang terlalu cepat. Olahraga yang terukur yaitu dengan menyesuaikan jenis, durasi dan frekuensi olahraga sesuai denyut nadi masing-masing individu.  Pilar selanjutnya yaitu Istirahat optimal yang berkualitas, terdapat faktor dan hal yang wajib diketahui dalam membantu tidur, diantaranya mengenakan pakaian yang nyaman, meringankan pikiran sebelum tidur serta menciptakan suasana tempat tidur yang nyaman.

Pilar keempat yaitu stress terkontrol yang bisa dimanfaatkan, kunci agar tidak stress yaitu melalui balancing emosi dengan menggunakan hati untuk merubah pikiran atau menggunakan pikiran untuk merubah hati. Pilar terakhir adalah menjalani kehidupan yang bahagia, karena kalau kita bahagia maka kita akan sehat. Terdapat sebuah Natural Killer (NK) cell dalam tubuh manusia yang dapat mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel yang berubah menjadi kanker atau sel yang terinfeksi virus tanpa memerlukan aktivasi sebelumnya.

“Tidak ada pesan yang lebih jelas, kalau kamu pengen membuat hidupmu lebih baik, ngomong sama orang dalam cermin, ajak dia untuk berubah. Karena untuk mengubah dunia, hanya perlu dimulai dari mengubah diri sendiri.” tutup dr. Indra.