BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id - Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Webinar SAPPK #2 dengan kelompok keahlian Perancangan Arsitektur (PA). Webinar yang digelar pada 25 Mei 2023 lalu tersebut, bertujuan untuk membahas peran shopping mall dalam meningkatkan well being dan kualitas kesehatan masyarakat.
Wakil Dekan Bidang Akademik SAPPK ITB, Aswin Indraprastha, ST., MT., M.Eng., Ph.D., mengungkapkan bahwa webinar ini diharapakan dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana desain dan pengelolaan shopping mall dapat berkontribusi meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. "Harapannya, hasil diskusi dan temuan dari webinar ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan perancangan arsitektur yang lebih berorientasi pada well being dan kesejahteraan manusia," ucapnya.
Acara yang juga dihadiri oleh Sekretaris Institut sekaligus perwakilan dari Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur (PA), Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo memberikan paparan sekilas perihal apa itu Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur dan sesekaligus memperkenalkan visi misi dari Kelompok Keahlian tersebut. Terdapat 3 sesi dalam webinar ini, di mana setiap sesi dimulai dengan serangkaian materi paparan yang disampaikan oleh narasumber, dilanjutkan dengan sesi pembahasan oleh pembahas, dan ditutup dengan sesi tanya jawab dengan peserta.
Narasumber pertama, Dr. Ir. Mochamad Prasetiyo Effendi Yasin, M. Arch., M.A.UD., dari kelompok keahlian Perancangan Arsitektur (PA), menyampaikan materinya dengan judul "The Role of Shopping Mall to Reduce Inactivity for Public Well Being". Paparannya membahas mengenai dampak kelembaman atau inactivity terhadap kesehatan masyarakat. Ia menyoroti fakta bahwa inactivity menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Dalam paparannya, Dr. Prasetiyo juga menjelaskan tentang model pusat perbelanjaan masa depan yang dapat berperan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Materi kedua disampaikan oleh Dr. Eng. Hanson Endra Kusuma, S.T., M. Eng., dari kelompok keahlian Perancangan Arsitektur (PA). Paparannya berjudul "Shopping Mall Restorasi Kesehatan Well Being" dan membahas hubungan antara motivasi, karakteristik shopping mall, persepsi restorasi, aktivitas, dan subjective well-being. Dr. Hanson menggunakan metode analisis komponen prinsip, analisis faktor, dan analisis regresi multivariat untuk mendapatkan hasil yang relevan bagi perancangan. Ia menyoroti beberapa implikasi dari penelitiannya, termasuk faktor-faktor seperti motivasi, kenyamanan fisik dan non-fisik, serta peran restorasi dalam menciptakan kebahagiaan dan kepuasan pengunjung.
Setelah paparan oleh kedua narasumber, dilanjutkan dengan sesi pembahasan yang dipimpin oleh Ibu Widiyani, S.T., M.T., Ph.D., dari kelompok keahlian Perancangan Arsitektur (PA). Ibu Widiyani membahas pentingnya tetap aktif dan bergerak, terutama di tengah pandemi COVID-19 yang membatasi interaksi sosial. Ia juga menyoroti peran hiburan dan bioskop dalam shopping mall, di mana beberapa studi menunjukkan bahwa hiburan digital dapat mengurangi minat masyarakat untuk mengunjungi pusat perbelanjaan. Namun, keberadaan bioskop di shopping mall dapat menjadi daya tarik tersendiri jika mampu bersaing dengan hiburan digital.
Widi menyimpulkan bahwa studi ini penting untuk dilakukan, bukan hanya dari sudut pandang arsitek dan konsumen, tetapi juga bagi pengusaha. Studi ini memberikan wawasan tentang bagaimana shopping mall dapat memberikan pengalaman yang mendukung pemulihan, interaksi sosial, rekreasi, dan kesehatan.
Webinar ini dihadiri oleh kurang lebih 80 peserta, terdiri dari dosen internal SAPPK ITB, mahasiswa S1-S3 dari pihak eksternal ITB,, serta stakeholder luar seperti IAP Kalimantan Timur, Poltekkes Kemenkes Bandung, DC Housing Authority, dan Pusat Studi Urban Desain, dan masih banyak lagi.