BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id - Belum lama ini, Tracer Study ITB yang dinaungi oleh Direktorat Kemahasiswaan ITB menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kuesioner Tracer Study Program Pascasarjana dan Program Profesi ITB. Kegiatan yang dilaksanakan pada 19 Juni 2023 lalu tersebut, membahas tentang rencana pembaharuan isi kuesioner tracer study ITB untuk responden lulusan program pascasarjana dan program profesi. Kegiatan yang dihadiri oleh tim Dosen Peneliti Tracer Study, Ketua Satuan Penjaminan Mutu (SPM) beserta jajarannya, Dekanat Sekolah Pascasarjana (SPS), Direktur Direktorat Pendidikan Non Reguler ITB, Kepala Subdirektorat Program Studi Profesi Insinyur, dan Ketua Program Studi Profesi Apoteker membahas beberapa poin, diantaranya perihal karakteristik alumni ITB.
“Pada beberapa pertanyaan pada kuesioner untuk program Pascasarjana bisa lebih disesuaikan dengan karakteristik alumninya yang sebagian besar berkecimpung di bidang akademis supaya lebih spesifik. Misalnya, pada pertanyaan posisi/jabatan bekerja, dibuat tambahan opsi jawaban seperti peneliti, ilmuwan, dosen, dan lainnya, ” tutur Dr. Suprijadi, M. Eng, selaku Dekan Sekolah Pascasarjana.
Sekertaris Satuan Penjaminan Mutu ITB, Ir. Winny Wulandari, Ph.D memaparkan pertanyaan pada kuesioner yang belum sesuai dengan borang akreditasi, “Pada kuesioner tracer study yang sekarang untuk pertanyaan terkait kesesuaian kuliah, opsi jawabannya hanya Ya atau Tidak, sedangkan opsi jawaban yang dibutuhkan adalah skala penilaian berupa Rendah, Sedang, atau Tinggi," jelasnya.
Kepala Subdirektorat Program Studi Profesi Insinyur M. Agus Kariem, S.T, M.T, Ph.D., menyebutkan perlu adanya pembedaan antara kuesioner yang peruntukannya pada profesi insinyur dan profesi apoteker. Hal ini disebabkan kedua profesi tersebut memiliki karakteristik yang berlainan dan spesifik. ]“Akan lebih baik jika kuesioner untuk program profesi insinyur dan program profesi apoteker langsung dibedakan saja, karena dilihat dari karakteristik alumninya pun sangat berbeda” ucapnya.
Dosen peneliti tracer study Dr. Eng. Hanson Endra Kusuma, S.T, M.Eng mengatakan analisis cenderung untuk setiap variabel, untuk waktu ke depannya perlu direncanakan analisis bivariat atau multivariat. Menurutnya, analisis tersebut tidak hanya akan berguna untuk upgrade sistem tetapi juga bagi pimpinan ITB yang akan mengaksesnya. Selain itu, ia pun menyoroti soal penggunaan bahasa dan penilaian aspek kompetensi.
"Mungkin perlu diperhatikan lagi soal penggunaan bahasa dalam skala penilaian maupun penggunaan kata / kalimat pada setiap pertanyaan – pertanyaan kuesioner. Selain itu juga pada bagian penilaian aspek kompetensi, cara menanyakannya itu tidak menggunakan kata-kata berpikir kritis, tetapi bisa menggunakan indikator yang mencerminkan berpikir kritis," ucapnya.
Semua masukkan, saran dan komentar dari para dosen yang hadir dalam kegiatan tersebut ditampung oleh tim Tracer ITB sebagai bahan evaluasi. Daria kegiatan FGD tersebut maka dapat disimpulkan bahwa diperlukan adanya pembaharuan dan penyusunan isi kuesioner program Pascasarjana dan program Profesi khususnya dalam rangka penyesuaian terhadap kebutuhan akreditasi maupun sistem pembelajaran di lingkungan Sekolah Pascasarjana dan program Profesi ITB. Hasil kuesioner yang diperoleh nantinya diharapkan dapat lebih relevan dan menggambarkan kondisi alumni ketika dilakukan penelusuran studi.