BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id - Mahasiswa Teknik Informatika ITB, Fatih Nararya Rashadyfa Ilhamsyah, telah mengukir prestasi gemilang sebagai delegasi Verbal Commendation dalam Council UNEA yang mewakili negara United Kingdom pada ajang Singapore Model United Nations (SMUN) 2023. SMUN adalah simulasi akademik yang mengadopsi prosedur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencari solusi terhadap masalah dunia nyata.
Dalam SMUN, peserta di-assign ke council atau badan simulasi tertentu jauh sebelum acara dimulai. SMUN ini terdiri dari total 11 council yang mewakili berbagai lembaga atau badan PBB yang disimulasikan. Fatih berhasil tampil gemilang di Council UNEA yang fokus pada pengambilan keputusan dan kebijakan lingkungan global.
"Topik UNEA kali ini adalah isu lingkungan yang penting dan keputusan yang diambil oleh negara anggota UNEA memiliki dampak signifikan terhadap Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) untuk membangun lingkungan yang lebih sehat dan mendukung diplomasi bagi generasi mendatang," ucap Fatih.
Ia terpilih sebagai salah satu dari 6 delegasi yang dikirim oleh Ganesha Model United Nation Club (GMUN), telah menunjukkan dedikasinya dalam persiapan sebelum konferensi. ia menyebutkan, pidato dan solusi yang diajukan oleh seorang delegasi harus memiliki substansi yang didukung oleh informasi faktual yang riil. “Jadi di MUN salah satu komponen utama kualitas seorang peserta (delegasi) adalah substance, yaitu dalam pidato yang dibawa atau solusi yang di-propose selama conference ada substansi/isinya yang di-back oleh informasi riil faktual dan bukan cuma ngarang and filler doang,” jelas Fatih.
Sebelum pelaksanaan SMUN, Fatih melakukan penelitian mendalam tentang topik yang dibahas. Ia membaca setidaknya dua lusin ringkasan eksekutif dari dokumen-dokumen dan resolusi yang dikeluarkan oleh UNEP dan UNEA, serta kasus-kasus pengadilan ICJ yang terkait dengan topik tersebut. “Dokumennya juga dibawa ke Singapura, yang beratnya juga mencapai sekitar 6 kg,” ungkapnya.
Prestasi Fatih tidak berhenti sampai di SMUN saja. Pada acara President International MUN, ia berhasil meraih penghargaan Best Position Paper di council World Trade Organization. Penghargaan ini merupakan hasil evaluasi dari SMUN sebelumnya yang ia ikuti. “Nah karena pas SMUN tuh gue deadliner banget bikin Position Paper-nya sehingga akhirnya Position Paper-nya jadi jelek banget, this time mau bener-bener ngerjain Position Paper dengan niat sampe bisa dapat award BPP,” pungkasnya.
Untuk itu, ia meminta position paper dari empat kenalan yang sebelumnya meraih Best Position Paper dalam MUN sebelumnya. Selain itu, ia juga meminta tiga orang untuk memeriksa tata bahasa dan kesalahan penulisan sebelum position paper-nya diserahkan. Ia mengungkapkan pentingnya memulai pengerjaan position paper maksimal tujuh hari sebelum batas waktu penyerahan.
Prestasi yang diraih oleh Fatih Nararya Rashadyfa Ilhamsyah di ajang SMUN dan President International MUN ini merupakan hasil dari dedikasi, penelitian mendalam, dan persiapan yang matang. Keberhasilannya tersebut tidak hanya mengharumkan nama pribadi, tetapi juga ITB dan GMUN sebagai lembaga yang mendukung pengembangan pengetahuan, keterampilan berbicara di depan umum, dan diplomasi mahasiswa.