Inovasi Aplikasi “BERSUARA” Tim IDE Mahasiswa ITB Sabet Juara 1 Pada Ideathon 2023

BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id - Tim IDE yang terdiri atas tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) telah mengukir prestasi gemilang pada acara "Ideathon Inovasi Sosial 2023: Muda Urun Ide untuk Kota Bandung" yang diadakan oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia. Dalam kompetisi tersebut, tim yang terdiri dari Deftendy Virgiatman dari jurusan Teknik Fisika, Eli Sulistyowati dari jurusan Manajemen, dan Indira Akmalia Hendri dari jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota berhasil meraih juara 1 pada Proyek Safe and Sound Cities (S2Cities) dengan mengajukan solusi inovatif bernama "BERSUARA."

Proyek Safe and Sound Cities (S2Cities) merupakan bagian dari upaya WRI Indonesia untuk mengatasi isu-isu sosial yang muncul di berbagai kota di Indonesia, termasuk Kota Bandung. Ideathon yang diadakan dalam acara tersebut memfokuskan pada tiga tema spesifik, yakni perundungan di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat, pengelolaan sampah yang melibatkan pemuda, serta penciptaan ruang publik (placemaking) di Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler.

Menanggapi isu perundungan di lingkungan SMA dan sederajat, tim IDE ITB menghadirkan solusi inovatif berupa aplikasi bernama "BERSUARA." Deftendy Virgiatman, salah satu anggota tim, menjelaskan bahwa aplikasi ini dikembangkan berdasarkan pendekatan Judith Herman. “Berdasarkan pendekatan Judith Herman, terdapat empat tahap pemulihan korban perundungan, yaitu security, reconciliation, reconsolidation, dan transformation,” ucap Deftendy.

Aplikasi "BERSUARA" menawarkan tiga fitur utama untuk membantu korban perundungan melewati tahapan pemulihan tersebut. Pertama, pada tahap security, korban dapat melaporkan perundungan yang mereka alami melalui fitur "Report." Laporan tersebut akan segera ditindaklanjuti oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Perundungan Sekolah (P3A) dan Bimbingan Konseling (BK) di sekolah. Fitur ini bertujuan untuk menciptakan rasa aman bagi korban sehingga mereka merasa lebih berani untuk "berbicara."

Tahap kedua adalah rekonsiliasi, di mana korban diharapkan dapat memahami dan menerima kejadian yang mereka alami serta mencari makna dari peristiwa tersebut. Fitur "Feedback" hadir untuk mendukung tahap ini dengan memungkinkan korban untuk melakukan konseling dengan para pakar yang terintegrasi dengan P3A, guru BK, dan konselor sebaya. Dalam tahap ini, korban mendapatkan dukungan dan bimbingan untuk mengatasi trauma yang dialami.

Selanjutnya, pada tahap reconsolidation, korban memulai proses untuk mengembalikan kehidupan mereka setelah melewati trauma perundungan. Fitur "Community" di aplikasi "BERSUARA" hadir sebagai wadah bagi korban untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman. Tim IDE bekerja sama dengan Forum Organisasi Siswa Intra Sekolah Kota Bandung (FOTBAN), Forum Komunikasi Anak Kota Bandung (FOKAB), dan Akademi Perlindungan Anak untuk menciptakan lingkungan komunitas yang berempati dan saling mendukung satu sama lain.

Terakhir, tahap transformation adalah tahap di mana korban yang telah pulih kembali menjadi inspirasi bagi korban perundungan lainnya. Fitur "Comunity" tetap berperan penting untuk menjaga hubungan antara korban dan komunitasnya serta menjadi bukti bahwa pemulihan setelah perundungan adalah hal yang dapat tercapai. 

Selain aplikasi "BERSUARA," tim IDE juga mengajukan ide solusi berupa campaign media sosial untuk membagikan pengalaman korban yang telah berhasil melewati keempat tahapan pemulihan tersebut. Diharapkan dengan membagikan kisah-kisah inspiratif ini, lebih banyak korban perundungan dapat merasakan dukungan dan termotivasi untuk pulih dari trauma yang mereka alami.

Prestasi gemilang tim IDE ITB ini tentu menjadi kebanggaan bagi seluruh civitas akademika ITB dan menjadi contoh nyata bagaimana inovasi sosial dari para pemuda dapat memberikan dampak positif dalam mengatasi permasalahan sosial di masyarakat. Semoga ide aplikasi "BERSUARA" dapat sukses diimplementasikan di sekolah-sekolah di Kota Bandung dan membantu lebih banyak korban perundungan untuk pulih dan kembali berkarya.