English Language Indonsian Language

Kombinasikan Geosintetik dan Bronjong dalam Rencana Perkuatan Lereng Tegak, Mahasiswa Prodi Teknik Sipil ITB Raih Gelar Juara 1 Ajang Civil Innovation

Sabtu, 12 Agustus 2023 | Reporter : Nur Rama Adamas | Editor : Anne Rufaidah

BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Dalam ajang kompetisi Civil In Action (CIA) Universitas Gajah Mada 2023, beberapa mahasiswa dari Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil merebut gelar juara 1 untuk kategori Civil Innovation Challenge (CIC) 2023. Acara ini merupakan salah satu cabang perlombaan CIA UGM 2023 yang bergerak dalam bidang geoteknik dan mengambil tema “Inovasi Solutif sebagai Langkah Antisipasi terhadap Ketidakstabilan Tanah untuk Merealisasikan Daerah Tangguh Bencana". Adapun anggota dari Tim yang bernama Kuya Kapal Api ini adalah Vincent Siswaji (15020145), Andreas Setiawan (15020130), Nur Rama Adamas (5020139), dan Kelsen Fernandi (15020124).

Saat ditemui oleh Tim Media Ditmawa ITB, Ketua Tim, Vincent Siswaji menyebutkan bahwa secara garis besar proses lomba ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu penyisihan dan final. Pada babak penyisihan, seluruh peserta diberikan suatu studi kasus permasalahan yang berhubungan dengan perkuatan lereng di suatu lokasi perumahan baru yang direncanakan akan dibangun di atas lereng. Adapun fokus utama kasus ini adalah peserta diharuskan merumuskan 5 solusi yang mampu atasi bencana longsor di lokasi tersebut hingga akhirnya mereka diharapkan memilih 1 solusi paling ideal di antaranya kelimanya.

"Saat diberikan kasus di babak penyisihan, awalnya kami melakukan analisis terhadap kondisi tanah yang diberikan. Hal ini sangat penting untuk dilakukan mengingat proses desain perkuatan lereng itu sangat bergantung pada kondisi tanah yang diberikan. Akhirnya, setelah perancangan selesai, tim kami berhasil mengidentifikasikan bahwa solusi yang paling ideal untuk masalah ini adalah Soil Nailing”, jelas Vincent.

Selanjutnya, Vincent menambahkan bahwa setelah dinyatakan lolos tahap penyisihan, ia dan tim akhinya masuk ke babak final bersama 6 tim lainnya. Pada tahap ini, pihak penyelenggara kompetisi memberikan tantangan baru berupa studi kasus lereng tegak dengan perkuatan Geosintetik. Nantinya, peserta diharapkan menemukan solusi Geosinteik yang paling efektif untuk atasi masalah ini. Menariknya, untuk memastikan desain rancangan masing-masing tim aman seluruh peserta diwajibkan melakukan pemodelan secara langsung pada box berukuran 50x50x60 cm dengan menggunakan tanah pasir seberat 150 kg.

“Pada babak final, inovasi yang kami tawarkan dilakukan dengan memastikan kondisi existing studi kasus yang diberikan dimana hasil analisis menyebutkan bahwa fokus utama perkuatan ini adalah memperbesar ketahanan tarik tanah, menahan erosi lereng, dan menyediakan akses drainase yang baik. Dari analisi ini, kami menetapkan bahwa Geobion adalah solusi yang tepat atasi masalah ini. Geobion adalah inovasi yang kami tawarkan dalam upaya penyelesaian masalah lereng tegak dengan menggunakan kombinasi geogrid, geotextile, dan keranjang beronjong,” ungkap Vincent.

Di akhir sesi wawancara, salah satu anggota lain, Kelsen Fernandi, menyebutkan bahwa persiapan yang tim mereka lakukan untuk kompetisi ini cukup panjang. Dalam prosesnya, berbagai tantangan banyak mereka hadapi, tetapi dengan kerjasama dan komunikasi yang baik akhirnya seluruh tahapan tersebut bisa dilalui dengan baik. ”Menurutku, percaya terhadap kemampuan anggota tim lain yang disertai dengan komunikasi yang baik adalah salah satu hal yang bisa meningkatkan kerjasama tim sehingga kemungkinan untuk berhasil dalam suatu lomba itu bisa ditingkatkan,” pungkas Kelsen.

 

 

Logo Kemahasiswaan ITB

Gedung Campus Center Barat Lantai 1

Jl. Ganesa No.10 Lebak Siliwangi

Kec. Coblong, Kota Bandung 40132

Phone: (022) 2504814

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung