BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Tim Prosefca sukses meraih juara pertama dalam ajang Astrazeneca Project iDEA 2023 setelah membuat ide solusi marketing plan untuk mempromosikan kegiatan pencegahan, deteksi dini, dan manajemen penyakit pada kasus CKD (Chronic Kidney Disease). Adapun anggota yang tergabung dalam tim ini di antaranya: Annisa Nurfathonah (11620002), Ghania Sakira Saiful (11620006), Isfahan Shah Lubis (11620015), dan Nisrina Intan Maritza (11620026) yang merupakan mahasiswa semester 7 dari program studi Farmasi Klinik dan Komunitas Sekolah Farmasi (SF) ITB.
Salah satu anggota tim, Ghania Sakira menjelaskan bahwa Astrazeneca Project iDEA 2023 merupakan sebuah ajang kompetisi berbasis ide dan pitching yang berhubungan dengan marketing plan penyakit CKD (Chronic Kidney Disease). Kemudian, alternatif solusi yang dibuat nantinya harus memiliki beberapa aspek yang ditentukan oleh panitia, yaitu: targeting younger generation, patient centricity, innovative (eliminate distance and resources limitation), practical (feasible and sustainable), dan simple presentation.
"Permasalahan yang diberikan oleh panitia adalah mengenai edukasi kewaspadaan masyarakat muda (young adults) terhadap penyakit Chronic Kidney Disease. Secara umum, ide solusi yang kami tawarkan adalah membuat alat pendeteksi dini faktor risiko seseorang terkena penyakit ini dengan sederhana. Ide ini kami adaptasi dari tes MBTI yang dapat dilakukan secara cepat, sederhana, dan terdapat personalisasi hasil,” ungkap Ghania.
Lebih lanjut, Ghania menjelaskan bahwa ide marketing plan yang mereka buat terdiri dari tiga layer, di antaranya: (1) Hook, pada tahap ini mereka menggunakan sosial media sebagai alat untuk membuat target menjadi tahu dan mengenal website personal assessment yang telah mereka buat; (2) Way, di tahap ini target akan menggunakan website personal assessment hingga pada akhirnya mereka akan mendapatkan 1 dari 5 karakter yang telah mereka buat sebagai hasil assessment-nya; dan (3) Goal, di bagian ini target akan diedukasi dengan menonton video edukasi 60 detik dan penjelasan lebih lanjut tentang karakter yang mereka dapatkan. Video ini berisi juga tentang early detection & call to action yang bisa mereka lakukan terkait faktor risiko yang mereka miliki.
Selanjutnya, anggota tim lain, Annisa menceritakan beberapa tantangan yang dihadapi oleh tim mereka selama menjalani proses perlombaan.
”Menurut aku, tantangan utama yang kami rasakan adalah berkaitan menerima pendapat dan saran dari orang lain. Lomba ini utamanya adalah membuat ide, sedangkan tim kami terdiri dari empat orang yang memiliki pemikiran masing-masing. Di sinilah kami harus saling menghargai pendapat tiap anggota, mau menerima kritikan atau saran, dan bersedia untuk menggabungkan ide-ide yang dimiliki,” tutur Annisa.
Meskipun demikian, lebih lanjut Annisa mengungkapkan bahwa solusi untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan berusaha memahami karakter masing-masing anggota. Annisa berpesan dengan mencoba saling mengenal dan memahami karakter, kelebihan, dan kekurangan masing-masing, permasalahan perbedaan pendapat ini dapat diatasi dan konflik yang muncul akibat hard feelings tidak akan terjadi.
Diakhir sesi wawancara, Tim Prosefca ini mengungkapkan bahwa kunci utama keberhasilan mereka dalam kompetisi ini salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berkomunikasi.
"Menurut kami, memiliki kemampuan berpikir kritis yang mampu menciptakan solusi inklusif dan multidimensional adalah salah satu hal penting yang harus dikuasai agar ide solusi kita itu unik. Selain itu, kemampuan untuk mengkomunikasikan hal-hal kompleks menjadi terlihat sederhana adalah aspek lain yang harus dimiliki agar ide kita itu mudah dipahami oleh audience. Ini menjadi penting karena sehebat apapun ide yang dimiliki itu tidak akan berguna jika tidak bisa dikomunikasikan dengan baik,” tutup Fahan.