BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Tim mahasiswa ITB berhasil meraih juara dalam kompetisi Renewable Energy Innovation Idea (REII) FUTUREST 2024 yang diselenggarakan oleh SRE ITS. Tim DOA ORTU dari ITB yang beranggotakan Jonathan Bagus Wicaksono (13020003), Agustinus Yudhistira Wicaksono Setyanto (18020005), dan Handrata Roy Josia (18020006) dengan dosen pembimbing Ir. Hary Devianto, S.T, M.Eng., Ph.D., IPM, ASEAN Eng. mencoba menggabungkan konsep renewable energi dengan kebutuhan akan Hidrogen yang bersih,.
Kompetisi REII FUTUREST 2024 ini sendiri merupakan kompetisi yang mengajak para peserta untuk turut berkontribusi nyata dalam mengatasi tantangan energi terbarukan di Indonesia. Kompetisi yang menantang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk menciptakan ide dan inovasi dalam bidang energi terbarukan ini, mengusung tema “Integrating Green Infrastructure and Renewable Energy for Environmental Resilience”.
Tim DOA ORTU, yang merupakan salah satu dari sekitar 13 universitas yang berpartisipasi, berhasil mengungguli dengan ide mereka yang mengintegrasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan produksi hidrogen.
Jonathan Bagus Wicaksono menjelaskan asal mula ide mereka. “Kita memikirkan bagaimana cara mengintegrasikan energi yang ada, seperti yang paling umum PLTS, lalu ada biomassa, dan lainnya, tapi akhirnya kita fokus pada PLTA dan hidrogen karena sumbernya dekat dan ada urgensi untuk mengurangi emisi melalui energi terbarukan,” ungkap Bagus.
Tim DOA ORTU melihat peluang untuk memanfaatkan energi yang dihasilkan oleh PLTA untuk proses elektrolisis air yang menghasilkan hidrogen. Dengan cara ini, mereka tidak hanya menghasilkan energi terbarukan yang bersih, tetapi juga membuat prosesnya lebih murah dan efisien.
Inovasi ini tidak hanya berdasar pada teori, tetapi juga pada studi literatur dan simulasi yang menggunakan berbagai software yang sudah mereka gunakan dalam tugas-tugas mata kuliah sebelumnya. Mereka juga berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk memastikan ide ini layak dan aman untuk diterapkan.
Dalam proses pembuatan makalah ilmiah tersebut, tim DOA ORTU tidak hanya mengandalkan pengetahuan teknis mereka tetapi juga melakukan studi literatur yang mendalam. Dimulai dengan mencari judul, melakukan studi literatur, memilih kasus, dan menentukan parameter-parameter yang relevan. Mereka juga turut menggunakan simulasi untuk menarik kesimpulan dan memastikan bahwa ide mereka bisa diimplementasikan dalam skala kecil terlebih dahulu sebelum diterapkan secara luas.
Namun, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Tantangan terbesar adalah mengatasi rasa overthinking dan keraguan apakah ide yang ditawarkan mereka terlalu sederhana dibandingkan dengan kelompok lain yang membahas topik lebih kompleks. Meski demikian, mereka terus melangkah dengan keyakinan bahwa ide yang tampak sederhana namun aplikatif bisa memberikan dampak yang besar.
Harapan tim DOA ORTU tidak hanya berhenti pada kemenangan di FUTUREST 2024. Mereka berharap bisa melanjutkan proyek ini ke tahap implementasi dengan dukungan dari berbagai pihak.
“Kalau ada yang tertarik untuk inovasi ini dilanjutkan, kami sangat tertarik untuk berkolaborasi. Mungkin untuk tahap awal bisa dilakukan secara pilot project dulu, dan jika terbukti berhasil, bisa dilanjutkan ke tahap industrialisasi,” ungkap Yudhistira.
Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, tim DOA ORTU ITB membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia bisa memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan melalui berbagai inovasi yang mungkin untuk diterapkan.
Dokumentasi: Dok. Pribadi