Mahasiswi ITB Kayla Divani Raih Penghargaan Charoen Pokphand Best Student Appreciation

JATINANGOR.kemahasiswaan.itb.ac.id  - Kayla Divani, mahasiswi jurusan Rekayasa Pertanian angkatan 2020  Institut Teknologi Bandung (ITB), baru saja mengukir prestasi gemilang. Dalam program Charoen Pokphand Best Student Appreciation Batch 5, Kayla berhasil meraih penghargaan sebagai awardee dan dinobatkan sebagai Peserta Magang Terbaik ke-2. Atas penghargaan tersebut, Kayla menjalani poultry excursion ke Thailand yang berlangsung selama 18 - 21 Juli 2024

Charoen Pokphand Best Student Appreciation adalah program yang diselenggarakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia untuk mengapresiasi mahasiswa berprestasi semester 5 di berbagai bidang. Program ini juga memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mengikuti magang di perusahaan tersebut. Selain itu, program ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia perunggasan dan pertanian sebagai bisnis berkelanjutan yang high profile.

Menurut Kayla program magang tersebut tidak bisa dilewatkan begitu saja. Pasalnya, magang di perusahaan sebesar PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk dan PT. BISI International Tbk merupakan kesempatan emas. 

“Pastinya dengan dengan mengikuti magang ini saya dapat memperluas pengalaman dan relasi yang didapatkan untuk kedepannya,” jelas Kayla.

Selama magang di PT. Charoen Pokphand Indonesia, Kayla menjalani project selama satu bulan yang berlangsung pada bulan Mei - Juli 2024. Project yang dilakukan Kayla yaitu mengenai produktivitas biji tanaman buncis dengan aplikasi agen hayati dengan variasi jarak tanam. Kayla menceritakan persiapan yang dilakukan hingga akhirnya berhasil menjadi awardee dan peserta magang terbaik ke - 2. Mulai dari mempersiapkan CV yang memadai hingga membuat video reels yang berkaitan dengan peran digitalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dari sudut pandang prodi Rekayasa Pertanian.

Selama masa magangnya, Kayla menunjukkan dedikasi dan kemampuan yang luar biasa dalam proyek yang dikerjakannya. Kayla berkontribusi dalam peningkatan produktivitas biji tanaman buncis dengan perlakuan agensia hayati dan jarak tanam di Lembang. Kayla menggarap projectnya dibantu oleh mentornya, Janwar Eka Saputra, M. Karena project yang dilakukan Kayla dilakukan di lahan terbuka, hama dan penyakit yang melanda menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi ketika menjalani project tersebut.

Prestasi ini tidak hanya membanggakan Kayla pribadi, tetapi juga menjadi pelajaran terbesar baginya. Kesabaran dan keuletan yang dilakoni selama magang akhirnya membuahkan hasil. Kayla mengatakan, “Segala sesuatu yang dilakukan dengan sabar serta dilakukan secara tepat seperti penggunaan pupuk yang tepat dosis dan tepat waktu akan membuahkan hasil tanaman yang optimal juga.”

Dengan pencapaiannya ini, Kayla Divani tidak hanya mengharumkan nama ITB, tetapi juga membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Kayla sangat merekomendasikan program magang tersebut dan harapannya mahasiswa ITB lebih banyak yang bisa berpartisipasi dalam program ini.