BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Penjabat Bupati Purwakarta, Benni Irwan, bersama Direktorat Kemahasiswaan ITB resmikan Jembatan penghubung antar Desa Parungbanteng dan Desa Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Rabu (23/10).
Jembatan yang menghubungkan 2 desa ini dibangun sejak bulan Juli hingga rampung di bulan Oktober ini dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ITB 2024 oleh peserta KKN kelompok 17 dengan tema infrastruktur. Pembangunan jembatan, melalui KKN yang berada dibawah koordinasi Direktorat Kemahasiswaan, merupakan kontribusi nyata ITB dalam mewujudkan harapan masyarakat, hal ini sejalan dengan salah satu elemen Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat.
Jembatan yang diberi nama Jembatan Sanggawale ini memiliki panjang 6 meter dan lebar 3,8 meter dengan ruas tambahan 29 meter. Nama Sanggawale sendiri berasal dari Sanggabuana, Wangun, dan Cibule, Sanggabuana merupakan pegunungan yang terletak di kawasan Purwakarta dan Karawang yang mengelilingi lokasi jembatan, sementara Wangun dan Cibule merupakan nama dusun yang terletak di Desa Parungbanteng dan Desa Sukasari yang kini terhubung oleh Jembatan Sanggawale.
Dalam acara peresmian ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta sangat mengapresiasi pembangunan jembatan ini, pasalnya pembangunan yang dilakukan oleh mahasiswa sangat berdampak besar pada peningkatan konektivitas dan aksesibilitas desa. Penjabat Bupati Purwakarta, Benni Irwan, “atas nama Pemerintah Daerah Purwakarta, kami sangat sangat berterima kasih kepada ITB, khususnya Direktorat Kemahasiswaan ITB, Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, anak-anakku mahasiswa KKN, para dosen dan seluruh civitas ITB” ucapnya. Ia menambahkan dengan hadirnya jembatan penghubung, tentu akan meningkatkan konektivitas antara kedua desa tersebut, dan berharap dengan adanya KKN ITB dapat menarik perhatian para Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia untuk melakukan pembangunan infrastruktur di daerahnya masing-masing.
Acara peresmian Jembatan Sanggawale tidak hanya dihadiri oleh tim dari Direktorat Kemahasiswaan ITB, mahasiswa dan juga Pemerintah Daerah saja, masyarakat desa dari anak-anak hingga dewasa turut hadir memeriahkan acara peresmian ini sebagai bentuk kerinduan terhadap peserta KKN juga bentuk apresiasi tulus untuk ITB. Pasalnya, sejak lama masyarakat desa sangat mengharapkan adanya jembatan penghubung ini, hal ini diutarakan Kepala Desa Parungbanteng, Erick Nugraha, “Alhamdulillah kami atas nama warga sangat berterima kasih kepada ITB, sudah lama kami ingin sekali membangun jembatan di sini, walaupun jembatan ini bernama Jembatan Sanggawale, kami akan selalu mengingatnya dengan Jembatan ITB”, ujarnya.
Dalam pembangunannya, kerjasama dan penerimaan dari masyarakat desa memberikan dampak positif bagi mahasiswa, selain sebagai sarana belajar, mahasiswa dapat berdaptasi serta berempati terhadap masyarakat desa, hal tersebut disampaikan juga oleh Direktur Kemahasiswaan ITB, D. Arch. G. Prasetyo Adhitama, S.Sn., M.Sn, “tanpa kerjasama dari masyarakat desa, pembangunan jembatan ini mungkin tidak akan berjalan lancar, terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Parungbanteng yang telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar, dan juga kepada Penjabat Bupati Purwakarta yang telah berkenan hadir”, pungkasnya.
KKN merupakan wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam penyelesaian masalah di masyarakat. Teori-teori yang dipelajari di dalam kampus sejatinya dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar, hal ini disampaikan oleh Kepala Subdirektorat Organisasi Mahasiswa dan Pengembangan Prestasi Mahasiswa, Dr. Epin Saepudin, M.Pd, “melalui KKN, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi bagaimana mengaplikasikan teori yang dipelajari secara langsung di dalam kehidupan, bukan hanya science for science, tapi science for application”, tegasnya.