English Language Indonsian Language

Studium Generale KU 4078 : Membuka Era Baru Kesehatan Indonesia melalui Transformasi Kesehatan

Senin, 04 November 2024 | Reporter : Nur Asyiah | Editor : Anne Rufaidah

BANDUNG.kemahasiswaan.itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung kembali menggelar kuliah umum Studium General KU-4078 di Aula Barat ITB secara tatap muka dan daring melalui platform YouTube pada Rabu (30/10/2024). Kuliah kali ini mengundang dr.Gezy Weita Giwangkancana, Sp.An-TI.Subsp.AnPed(K) sebagai pemateri. dr. Gezy merupakan sosok konsultan pediatrik anestesi yang juga sekaligus ketua tim transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan-RSHS Bandung. dr. Gezy membawakan materi kuliah dengan judul “Transforming Indonesia’s Health Care: Bridging the Gap Between Asclepius and Hephaestus”.

Sebagai pecinta mitologi Yunani, dr. Gezy meletakkan Asclepius dan Hephaestus dalam judul materinya. Dalam dunia mitologi, Asclepius merujuk pada dewa penyembuhan dan pengobatan, sementara Hephaestus merupakan dewa teknologi, api, dan pengerjaan logam. dr. Gezy mengkaitkan ini dengan transformasi kesehatan pada zaman dahulu dengan sekarang. dr. Gezy menceritakan bagaimana beliau dan rekan kerjanya berhasil memisahkan bayi kembar siam dengan menggunakan teknologi canggih. Sementara itu, pada zaman dahulu dunia kesehatan bahkan menggunakan batu untuk membius pasiennya. Lebih mirisnya lagi, dr. Gezy menunjukkan sebuah lukisan yang melihatkan seorang anak harus menahan penderitaan dan rasa sakit karena kakinya diamputasi menggunakan gergaji. Analogi diatas membuktikan bahwa kemajuan dunia kesehatan saat ini dibutuhkan oleh manusia.

dr. Gezy mengungkapkan bahwa kemajuan sektor kesehatan bukan kontribusi dari peran dokter saja, namun banyak peran di dalamnya yang mendukung kemajuan tersebut diantaranya peran seorang teknik, biologis, kimiawan, arsitek, dan lain-lain. “Dokter itu cuman player nya aja, tapi there is so many people, there is involved in this. Jadi kemajuan dunia kesehatan itu bukan dari dokter aja,” ungkapnya. dr. Gezy menegaskan bahwa kontak manusia dengan dunia kesehatan itu sangat erat. Hal ini diungkapkan dari data slido yang dipresentasikan, bahwa 70% peserta pernah dirawat dirumah sakit, bahkan cukup banyak yang pernah dioperasi lebih dari dua kali sepanjang hidupnya.

Data menunjukkan bahwa 90% bahan baku obat tahun 2019 masih impor. Bukti nyata lain menunjukkan sejumlah 88% transaksi alat kesehatan pada tahun 2019-2020 juga diimpor dan pada saat itu adalah masa pandemi covid. Menanggapi masalah kesehatan yang terjadi, Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan di Indonesia melalui beberapa misi, diantaranya meningkatkan kesehatan sektor farmasi dan alat kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan. “Jadi memang yang harus dilakukan itu kita harus meningkatkan ketersediaan alat-alat dan juga meningkatkan kesehatan masyarakat dengan vaksin,” ujar dr. Gezy.

Permasalahan lainnya disebutkan oleh dr. Gezy terkait pengolahan data kesehatan masyarakat. Data-data kesehatan dirasa masih berceceran dan tidak terintegrasi satu sama lain. Dunia medis membutuhkan artificial intelligence, machine learning, dan deep learning untuk melakukan analisis dari ribuan variabel. Penggunaan aplikasi dalam rangka pengolahan dan analisis data kesehatan sangat diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat bagi pasien.Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) merupakan bentuk upaya Kementerian Kesehatan untuk memudahkan para tenaga kesehatan di layanan primer dalam melakukan pencatatan data dan pemantauan kondisi pasien sehingga warga Indonesia bisa mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik.

Di masa depan, Indonesia memiliki misi untuk mencapai target Indonesia Emas 2045. Tentu saja, bonus populasi tersebut akan memainkan peran global. Dengan pertumbuhan populasi yang tinggi, Indonesia harus bisa melindungi kesehatan warganya. dr. Gezy menekankan kepada para mahasiswa peserta kuliah untuk turut memberikan kontribusi yang positif meskipun kecil. Mahasiswa dapat berkontribusi dengan memberikan inovasi untuk mengurangi polusi dan sampah medis untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Berdasarkan penelitian, gas dari obat-obatan anestesi yang berasal dari seluruh rumah sakit ternyata menjadi penyumbang efek rumah kaca terbesar kedua setelah gas CO2. “So to help you guys, we are polluting the environment. How do you make sure bahwa pollution yang keluar dari mesin anestesi itu biodegradable dan bisa cepat diolah di atmosfer,” tambah dr. Gezy.

Di akhir presentasinya, dr. Gezy menekankan bahwa mewujudkan transformasi kesehatan tidak dapat dicapai dengan hanya menciptakan teknologi - teknologi canggih. Namun, harus dibarengi dengan membangun sumber daya manusia dengan benar. Kolaborasi diskusi antara medis dan beberapa peran menjadi penting untuk bersama-sama mewujudkan transformasi kesehatan yang lebih baik di Indonesia. Harapannya mahasiswa dapat ikut mengambil peran dalam transformasi kesehatan dengan menciptakan inovasi baru untuk mendukung kemajuan kesehatan di Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Logo Kemahasiswaan ITB

Gedung Campus Center Barat Lantai 1

Jl. Ganesa No.10 Lebak Siliwangi

Kec. Coblong, Kota Bandung 40132

Phone: (022) 2504814

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung