BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Tim BinaBola, yang merupakan kolaborasi mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Nasional Bandung (ITENAS), berhasil meraih prestasi di ajang Bangkit Academy Entrepreneur Track 2024. Tim ini masuk dalam Top 5 Capstone Project dan berhak mengikuti Program Inkubasi Bangkit dengan kesempatan pendanaan hingga Rp140 juta dari Google serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Program Bangkit Academy sendiri merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang dirancang untuk melatih mahasiswa di berbagai bidang teknologi informasi seperti machine learning, mobile development, dan cloud computing. Salah satu jalur unggulan dalam program ini adalah Entrepreneur Track, yang ditujukan untuk mahasiswa yang berencana mengembangkan produk atau solusi berkelanjutan untuk kebutuhan masyarakat.
Tim BinaBola yang terdiri dari tujuh anggota, tiga di antaranya mahasiswa ITB, serta empat mahasiswa ITENAS. Mengusung semangat kolaborasi, mereka berhasil mengembangkan aplikasi BinaBola yang dirancang untuk meningkatkan pembinaan sepak bola di Indonesia.
Aplikasi BinaBola berfokus pada peningkatan sistem pelatihan dan manajemen di Sekolah Sepak Bola (SSB). Ide awal ini berasal dari pengalaman dan keresahan mereka, dimana mereka melihat berbagai tantangan dalam pembinaan sepak bola, khususnya di Kota Bandung.
“Ada banyak permasalahan dalam pengelolaan SSB, terutama dalam sistem manajemen dan pelatihan. Melalui aplikasi ini, kami mencoba memberikan solusi digital yang lebih terstruktur dan efisien bagi pembinaan sepak bola,” jelas Rahman Satya (STI’21), salah satu anggota tim BinaBola.
Dalam pengembangannya, aplikasi ini dilengkapi dengan beberapa fitur utama, seperti program latihan fisik mandiri, yang memungkinkan para pemain sepak bola dapat mengikuti program latihan mingguan yang dirancang dengan bantuan pelatih berlisensi. Mereka juga turut mengintegrasikan teknologi AI yang memungkinkan pengguna melakukan latihan fisik dengan panduan kamera berbasis AI yang dapat menghitung gerakan secara otomatis, seperti push-up atau gerakan lainnya. Manajemen Digital SSB juga turut ditambahkan, yang membantu SSB mengelola penilaian pemain, sistem raport, hingga dokumentasi secara digital. Lalu fitur yang sedang dan terus dikembangkan juga yaitu, football match analysis, sebagai inovasi utama untuk menganalisis kinerja pemain dan tim berdasarkan video pertandingan.
Selama Program Inkubasi, tim BinaBola fokus melakukan riset terhadap target pasar. Mereka bekerja sama dengan beberapa SSB di Bandung, untuk menguji prototipe aplikasi. Dalam proses ini, tim juga melibatkan dosen ITB, Dr. Muhamad Fahmi Hasan, S.Pd., M.Or., yang merupakan pengurus PSSI Jawa Barat.
Rencana jangka panjang tim BinaBola adalah memperluas penggunaan aplikasi ini ke tingkat provinsi melalui kerja sama dengan PSSI Jawa Barat. Sehingga, aplikasi ini diharapkan dapat mendukung pembinaan sepak bola secara nasional.
“Harapan kami, aplikasi ini dapat membantu meningkatkan kualitas sepak bola di Indonesia, dimulai dari pembinaan pemain muda di Kota Bandung. Dengan bantuan teknologi, kami ingin membuat pembinaan sepak bola menjadi lebih baik dan efisien,” tambah Satya.
Lebih lanjut, Satya juga menyampaikan pesan kepada mahasiswa lain untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. “Semua orang punya ide. Tapi, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengeksekusi ide tersebut. Jangan ragu untuk mencoba dan mencari program-program yang mendukung pengembangan ide kita,” ujarnya.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, tim BinaBola membuktikan bahwa mahasiswa juga dapat memberikan kontribusi nyata untuk memajukan sepak bola melalui teknologi. Prestasi ini sekaligus menjadi langkah awal menuju masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik.