English Language Indonsian Language

Tim FansPakYB ITB Raih Prestasi Gemilang di GEMASTIK XVII 2024 dengan Inovasi Smart Healthcare untuk Ambulans

Sabtu, 23 November 2024 | Reporter : Iko Sutrisko Prakasa | Editor : Anne Rufaidah

BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Tim Mahasiswa ITB ‘FansPakYB’ berhasil meraih prestasi dengan membawa gelar juara 2 Divisi Kota Cerdas dengan inovasi teknologi berbasis smart healthcare di ajang Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (GEMASTIK) XVII 2024. Ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini berlangsung pada 22–25 September 2024 di Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Tim yang beranggotakan Hafidz Shidqi, Ghaylan Muhammad Fatih, dan Dwicakra Danielle, yang ketiganya merupakan mahasiswa Sistem dan Teknologi Informasi angkatan 2021, membawa ide yang terinspirasi dari mata kuliah Rekayasa Sistem Multimedia.  “Ide awal kami berasal dari diskusi tentang implementasi sistem smart healthcare untuk lansia yang diajarkan oleh Dr. Yoanes Bandung, S.T., M.T.,” ujar Hafidz.

Inovasi yang dibawa tim FansPakYB ini menawarkan solusi atas tantangan regulasi di Indonesia, yakni Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 yang membatasi paramedis untuk memberikan obat keras tanpa resep dokter. Sistem yang mereka kembangkan menjadi jembatan antara pasien di ambulans, paramedis, dan dokter di rumah sakit. Teknologi ini memungkinkan dokter untuk memantau kondisi pasien secara real-time dan memberikan resep secara langsung melalui aplikasi mobile.

Sistem ini terdiri atas beberapa komponen utama, yakni perangkat wearable yang membaca data kesehatan pasien seperti suhu tubuh, detak jantung, dan kadar oksigen. Data ini diproses menggunakan algoritma machine learning untuk memprediksi apakah kondisi pasien bersifat darurat. Selain itu, ada modul kamera yang memungkinkan live streaming kondisi pasien kepada dokter. Dokter kemudian dapat memberikan arahan kepada paramedis melalui aplikasi yang dilengkapi fitur obrolan (chatting). “Kami ingin solusi ini tidak hanya canggih tetapi juga tepat guna, sesuai dengan masalah yang ada di lapangan. Teknologi kami dirancang agar bisa menjawab kebutuhan mendesak dalam layanan kesehatan darurat di Indonesia,” tambah Ghaylan.

Dalam prosesnya, perjalanan hingga akhirnya berada di GEMASTIK tidaklah mudah. Tim harus melewati tahapan pra-GEMASTIK di tingkat kampus ITB, di mana sepuluh tim terbaik dipilih untuk mewakili kampus di tingkat nasional. Persiapan intensif selama dua bulan dilakukan, mulai dari pengembangan ide hingga pembuatan prototipe berbasis Internet of Things (IoT). Dimana tim harus mampu membagi waktu antara kuliah, kerja praktik, dan persiapan lomba ini.

Selama final, mereka harus bersaing dengan 20 tim terbaik dari berbagai universitas di Indonesia. Presentasi sistem dan prototipe menjadi kunci penilaian. “Yang paling penting adalah memastikan korelasi kuat antara sistem yang kami bangun dengan permasalahan nyata yang dihadapi,” tambah Hafidz. Kesuksesan ini tidak lepas dari bimbingan dosen-dosen STEI ITB, seperti Dr. Yoanes Bandung, S.T., M.T., Adi Mulyanto, ST., MT., dan Prof. Dr.Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng..

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan insight yang mereka berikan. Semoga ke depannya ITB bisa menjadi juara umum di GEMASTIK,” ujar Danielle.

Bagi mahasiswa lain yang tertarik mengikuti lomba serupa, mereka berbagi tips. “Mulailah dari masalah nyata yang belum ada solusinya, lalu cari solusi teknologi yang tepat guna. Jangan lupa, presentasi yang baik itu penting, dan prototipe yang berfungsi akan memberikan poin plus,” ungkap seluruh anggota tim. Dengan prestasi ini, Tim FansPakYB berharap dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya di bidang teknologi informasi dan komunikasi menjawab berbagai permasalahan di masyarakat.

Logo Kemahasiswaan ITB

Gedung Campus Center Barat Lantai 1

Jl. Ganesa No.10 Lebak Siliwangi

Kec. Coblong, Kota Bandung 40132

Phone: (022) 2504814

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung