BANDUNG.kemahasiswaan.itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung secara rutin menyelengarakan kuliah umum Studium Generale ITB setiap hari Rabu. Rabu (27/3/2024) ITB kembali menggelar kuliah umum KU-4078 Studium Generale di Aula Barat ITB secara tatap muka dan daring melalui platform YouTube. Kali ini, Yusuf Nurdin Wartadinata, Direktur Teknologi PT. SSE, industri alusista dan kendaraan tempur berkesempatan hadir sebagai pembicara dalam sesi seminar bertajuk “Mendorong Kemajuan Bangsa Melalui Industri Alutsista”.
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya dan luas. Untuk itu, menjaga kedaulatan dan teritori Indonesia menjadi tugas yang luar biasa khususnya bagi Tentara Nasional Indonesia. Peran TNI dalam menjaga kedaulatan harus didukung peralatan yang mumpuni untuk mengamankan NKRI. Namun, selama ini Indonesia justru masih mengimpor fasilitas pertahanan dari luar negeri. Negara Indonesia yang luas, membutuhkan alutsista yang spesifik dan sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu, alat pertahanan yang diimpor dari luar belum tentu serupa atau sama dengan operasional Indonesia.
Faktanya anggaran untuk belanja alat-alat pertahanan cukup besar setiap tahunnya. Sayangnya Indonesia masih belum mandiri untuk membelanjakan anggaran tersebut dalam menciptakan industri pertahanan. Maka dari itu Indonesia perlu mengubah paradigma belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan. “Cita -cita besar negara Indonesia di tahun 2045 yaitu bertransformasi yang mulanya negara pengguna menjadi negara produsen alutsista,” ujar Yusuf.
Dalam rangka mendukung cita -cita Indonesia untuk bertransformasi menjadi negara produsen alutsista, PT Sentra Surya Ekajaya (SSE) berupaya untuk industri pertahanan di bidang militer darat dengan memproduksi kendaraan tempur dan kendaraan taktis. PT. SSE berdiri sejak tahun 2022 dimana Indonesia dalam kondisi embargo sehingga kebutuhan suku cadang untuk merancang sistem pertahan sulit untuk didapatkan. Meski begitu, PT SSE selalu berinovasi dengan membuat peralatan yang lebih spesifik dan berhasil melakukan ekspor pada tahun 2007 hingga 2008. Pada tahun -tahun berikutnya PT SSE berhasil merakit kendaraan kendaraan yang dilengkapi dengan sistem senjata misalnya kendaraan P6 ATAV untuk KOSTRAD TNI-AD, P2 KM, P6 ATAV V3 untuk PASKHAS TNI-AU. Yusuf mengungkapkan bahwa kualitas produk PT SSE tidak perlu diragukan lagi. Pihaknya menyebutkan legalitas produk PT SSE sudah terjamin HAKI dan juga tersertifikasi dari beberapa lembaga misalnya Litbang dan Kelaikan. Begitu pula dengan fasilitas yang dimiliki PT SSE sudah tersertifikasi dan terjamin kelayakannya.
Kendaraan militer merupakan bagian dari suatu taktik tempur suatu negara. Oleh karenanya, dalam pembuatannya harus disesuaikan dengan kondisi negara tersebut sehingga harus dilakukan penelitian tersendiri untuk menciptakan kendaraan yang spesifik. “Misalnya pada beberapa daerah di Indonesia dengan kondisi jalan yang jelek, kendaraan militer yang digunakan harus bisa melewati air, offroad, atau setidaknya bisa diangkut helikopter. Itulah pentingnya berinovasi sendiri” jelas Yusuf.
Pada saat proses pembuatan alat pertahanan wajib dijaga kerahasiaannya dan tidak boleh dikerjakan oleh orang asing. Hal ini dikarenakan alat-alat pertahanan yang dibuat disesuaikan dengan persyaratan-persyaratan yang diminta oleh customer yaitu salah satunya TNI. Syarat - syarat tersebut secara tidak langsung adalah bagian dari strategi perang sehingga perlu dijaga kerahasiaannya. Aspek kerahasiaan tersebut meliputi kerahasiaan penggunaannya, kerahasiaan proses dan hasil, kerahasiaan implementasi desain, dan kerahasiaan proses produksinya.
Kuliah umum ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya kemandirian Indonesia dalam industri alutsista sebagai upaya mendukung kedaulatan bangsa. Yusuf Nurdin Wartadinata menekankan bahwa pengembangan industri pertahanan nasional tidak hanya menjadi kebutuhan strategis, tetapi juga peluang untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen alutsista di masa depan. Melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia diharapkan mampu mewujudkan cita-cita besarnya pada tahun 2045, menjadikan alutsista hasil karya bangsa sebagai andalan dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara.