English Language Indonsian Language

Pengmas Mahasiswa ITB : Antisipasi Meningkatnya Korban Bencana Alam dan Kecelakaan, Mahasiswa ITB Gelar Sosialisasi Tindakan P3K di Subang

Selasa, 07 Januari 2025 | Reporter : Anne Rufaidah | Editor : Anne Rufaidah

BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id –  Kecelakaan merupakan peristiwa tak terduga yang dapat menyebabkan cedera, kerusakan, atau kerugian lain, termasuk cacat atau bahkan kematian. Penanganan situasi seperti ini dapat dilakukan melalui Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K). P3K dirancang untuk memberikan perawatan darurat kepada korban sebelum bantuan medis lebih lanjut dari dokter atau tenaga medis profesional lainnya tersedia. Oleh karena itu, tindakan cepat dan efektif dari orang orang non-medis sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi kecemasan, dan meminimalisasi kemungkinan kecacatan.

Himpunan Mahasiswa Biologi ITB atau yang biasa disebut HImaBio "Nymphaea" ITB menggelar kegiatan “Sosialisasi dan Demonstrasi Pertolongan Pertama untuk Warga Desa Cupunagara Kec. Cisalak, Kab. Subang, Jawa Barat Sebagai Upaya Pasca Penanganan Bencana Longsor dan Kecelakaan Sehari-hari” pada 6 Oktober 2024 lalu. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) yan g secara rutin dilaksanakan oleh himpunan tersebut.  

Menurut Ketua Pelaksana Kegiatan, Muhammad Luqman Dzaky, selain kasus kecelakaan sehari-hari, Desa Cupunagara merupakan desa yang cukup rawan terjadi bencana longsor. Khususnya, longsor yang terjadi di jalan desa dan sekitar permukiman. Berdasarkan hasil survei dan analisis desa yang dilakukan oleh Gebrak Indonesia tahun 2024, terdapat 245 warga Desa Cupunagara yang tinggal di daerah rawan bencana longsor. Probabilitas bencana longsor ini pun semakin meningkat ketika memasuki musim penghujan karena air kiriman dari dusun 1, 2, dan 4 di Desa Cupunagara membuat tanah menjadi lebih gembur dan mudah longsor.

“Hal ini mengindikasikan perlunya pemahaman praktik pertolongan pertama sebagai upaya mitigasi bencana alam, agar meminimalisasi dampak kecelakaan yang parah karena terlambatnya proses penanganan pertolongan pertama. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, tim pengabdian masyarakat kami bekerja sama dengan beberapa mitra, termasuk Gebrak Indonesia dan divisi pengabdian masyarakat dari Himpunan Mahasiswa Teknik Material (MTM) ITB. Tak hanya itu, kami juga berkolaborasi dengan BEM Fakultas Kedokteran (FK) Unisba melalui Departemen Sosial mereka, yang memberikan dukungan dalam pengembangan dan pelaksanaan kegiatan edukasi ini,” jelas Luqman.

Sebelum melaksanakan tahapan implementasi, pihaknya juga melakukan latihan untuk penyamaan materi yang diperoleh dari jurnal ilmiah dengan BEM FK-Unisba. Sinkronisasi materi dilakukan secara daring dan luring di gedung kedokteran Unisba.  Sedangkan pada tahap realisasi program, kegiatan sosialisasi dan demonstrasi ini dilaksanakan sesuai jadwal, yaitu pada tanggal 6 Oktober 2024 pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.00 di Balai Desa Cupunagara.

Pada kesempatan tersebut, hadir sebanyak 34 warga yang terdiri dari pemuda, Organisasi Anggota Tanggap Bencana (TAGANA) desa, serta kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang ada di Desa Cupunagara. Adapun materi yang disampaikan meliputi langkah-langkah pertolongan pertama dalam situasi darurat, seperti penangan luka, Resusitasi jantung paru, cedera, dan evakuasi korban terjebak.

Luqman juga menyebutkan, tak hanya diberikan materi soal P3K, warga yang hadir juga diajak untuk berpartisipasi langsung dalam demonstrasi agar kegiatan sosialisasi dan demonstrasi ini lebih mudah dipahami. Dalam hal ini, peran HIMABIO “Nymphaea” ITB adalah menyediakan modul pelatihan, memandu acara dan menyampaikan materi, menjadi koordinator utama yang bekerjasama dengan kedua organisasi dalam perancangan program, memastikan kesiapan materi, mengkoordinasikan logistik acara,.

“Agar penyampaian materi tidak dirasa membosankan, kami menyiapkan bentuk pemaparan materi dengan format mitos dan fakta sehingga masyarakat dapat mengenal langkah pasti untuk penanganan kecelakaan atau bencana yang terjadi,” tambah Luqman.

Pihaknya berharap, warga yang hadir bisa memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai langkah-langkah dasar pertolongan pertama sehingga mampu merespons dengan cepat dan tepat dalam kondisi darurat. Tak hanya itu, diharapkan warga dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari program ini dalam kehidupan sehari-hari, dan melalui kegiatan ini warga diharapkan sadar akan pentingnya pertolongan pertama dan mampu membangun kesiapsiagaan dan keamanan dalam menghadapi risiko bencana dan kecelakaan sehari-hari.

 

 

Logo Kemahasiswaan ITB

Gedung Campus Center Barat Lantai 1

Jl. Ganesa No.10 Lebak Siliwangi

Kec. Coblong, Kota Bandung 40132

Phone: (022) 2504814

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung