JATINANGOR, kemahasiswaan.itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan dominasinya di dunia akademik dengan menyabet tiga gelar juara dalam Kompetisi Bangunan Air Indonesia (KBAI) 2025. Tiga tim dari Program Studi Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA) ITB berhasil meraih Juara 1, Juara 3, dan Juara Harapan 1 dalam ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Tim Amreta Varuna, yang terdiri dari Daniel Darwaman, Alif Naufal Ramadhan, dan Ardy Nur Ahmadito, sukses meraih Juara 1 dengan inovasi Smart Mangrove Village. Tim ini menawarkan solusi berbasis mangrove dan thin permeable dam untuk mengatasi dampak kenaikan permukaan laut dan mendukung kehidupan nelayan pesisir. Sementara itu, Amreta Vandhya yang diperkuat oleh Rivel Fanani, Rehan Al Baasiq, dan Jason Wilchan Samuel, menempati Juara 3 dengan konsep Smart Integrated Groundwater Management with Desalination (SIGMA) yang berfokus pada pengelolaan air tanah dan desalinasi. Adapun Amreta Anahita yang beranggotakan Shifara Shalaysa Sutari, Dhaifina Nazhifah Azhar, dan Naila Alfarafisha Zakiyarahman berhasil meraih Juara Harapan 1 dengan inovasi Smart Coastal Operation Reservoir (SCOR Application), sebuah sistem berbasis Internet of Things (IoT) untuk desalinasi dan pemulihan akuifer di pesisir Cirebon.
Kompetisi yang berlangsung dari Desember 2024 hingga Februari 2025 ini bertepatan dengan peringatan World Water Day dan mengangkat isu pencairan gletser yang memicu kenaikan muka air laut. Setiap tahunnya, mahasiswa TPSDA ITB aktif berpartisipasi dan kerap membawa pulang gelar juara.
Rehan Al Baasiq mengungkapkan bahwa motivasi utama mereka mengikuti KBAI 2025 adalah untuk memperdalam wawasan, menambah pengalaman, serta meraih prestasi. Ia juga membagikan tips sukses dalam kompetisi ini, seperti kesesuaian inovasi dengan tema, pemilihan judul yang menarik, serta presentasi yang komunikatif dan persuasif.
Meski menghadapi tantangan, seperti membawa maket berukuran besar dan mengatur waktu di tengah kesibukan tugas akhir, ketiga tim ITB tetap berhasil menampilkan performa terbaik mereka. “Kami berharap prestasi ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa TPSDA ke depan agar terus berkiprah di KBAI. Diskusi intensif dengan dosen pembimbing sejak awal sangat membantu dalam proses perlombaan,” pungkas Baasiq.