BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id - Kuliah umum Studium Generale ITB kembali digelar pada Rabu (28/5/2025) di Aula Barat Kampus ITB Ganesha. Kuliah ini diikuti oleh mahasiswa ITB Multikampus baik dari Ganesha, Jatinangor, dan Cirebon. Kuliah juga ditayangkan melalui platform YouTube Institut Teknologi Bandung sehingga bisa ditonton masyarakat umum. Kuliah ini mengundang Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, M. Iftitah Sulaiman Suryanegara dengan membawakan materi bertajuk “Transmigrasi Maju, Indonesia Maju”.
Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., rektor ITB periode 2025 - 2030 turut hadir dalam kuliah tersebut serta memberikan sambutan di awal kuliah. Tatacipta berharap dari kuliah ini akan banyak mahasiswa ITB yang akan menjadi patriot transmigrasi sehingga bisa ikut memberikan kontribusi dan solusi nyata dalam menjawab permasalahan transmigrasi di Indonesia. “Transmigrasi tidak hanya masalah memindahkan penduduk, tetapi memerlukan pendekatan yang scientific dan partisipatif serta kolaboratif. Harapannya ITB tidak hanya menjadi pengamatan, tapi bisa menjadi mitra strategis dari program -program yang dicanangkan oleh Pak Menteri,” lanjutnya.
Transmigrasi sering disalah persepsikan dan terkadang menjadi sumber ketegangan sosial. Pandangan masyarakat mengenai transmigrasi identik dengan pemindahan penduduk ke daerah terpencil. Nyatanya, program transmigrasi sudah ada sejak 1946 dan dirancang untuk mengatasi kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa. Iftitah Sulaiman, be stigma dan pandangan lama mengenai transmigrasi akan diubah dan dilakukan transformasi secara besar-besaran.
Di awal pemaparan, Iftitah Sulaiman merumuskan strategi untuk mencapai Indonesia Maju. Menurutnya kunci untuk mencapai Indonesia maju adalah terpenuhinya SDM yang unggul. Iftitah juga mengibaratkan Indonesia Maju layaknya infinite game. “Tidak mungkin hari ini kita ingin Indonesia maju, besok, atau lusa atau seminggu kedepan langsung maju. Ini adalah sebuah perjalanan dan pertaruhan bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” tuturnya.
Iftitah juga menegaskan bahwa transmigrasi bukanlah sekedar program, tetap sebuah strategi untuk mencapai Indonesia Maju serta mewujudkan rakyat Indonesia yang sukses dan sejahtera. Salah satu misi transmigrasi ialah mewujudkan pertumbuhan ekonomi lebih dari 8%. Hal ini diwujudkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, produktivitas tinggi, swasembada pangan, serta terobosan teknologi dengan memberdayakan SDM unggul.
Dulu, fokus transmigrasi hanya memindahkan penduduk dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini menimbulkan banyak persoalan, salah satunya 70% transmigran tidak tamat sekolah. Dari persoalan tersebut, Iftitah menekankan pentingnya pembangunan kawasan transmigrasi secara holistik, komprehensif, dan menyeluruh. Ibarat “Ada gula, ada semut”, paradigma ini menggambarkan pentingnya pembangunan ekonomi yang produktif di kawasan transmigrasi. Dengan menciptakan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, migrasi akan terjadi secara alamiah, sukarela dan mandiri tanpa adanya intervensi ataupun bantuan dari pemerintah.
Transformasi yang sudah dilakukan pemerintah dalam bidang transmigrasi yaitu melakukan edukasi, hilirisasi, digitalisasi, diversifikasi, mekanisasi, dan industrialisasi. Tak hanya itu, Iftitah bersama jajarannya akan menggaet beberapa investor untuk membantu membangun kawasan transmigrasi yang modern dan maju.
Pemerintah memiliki 5 program transmigrasi, diantaranya trans tuntas, trans lokal, transmigrasi patriot, TKN (Trans Karya Nusa). Salah satu terobosan baru yang dilakukan pemerintah dalam program transmigrasi ialah mengembangkan transmigrasi patriot. Transmigrasi patriot adalah pembangunan manusia unggul melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara terus menerus dengan mendirikan universitas lapangan di kawasan transmigrasi, hasil kolaborasi universitas lokal dan nasional dengan menggunakan metode pendidikan hybrid.
Program transmigrasi patriot yang dicanangkan oleh Iftitah terdiri dari dua sub program, diantaranya tim ekspedisi patriot yang akan diketuai oleh para dosen dan peneliti serta melibatkan beberapa mahasiswa, dan yang kedua yaitu beasiswa patriot yang diperuntukkan untuk 2000 orang.
Dengan mengikuti kuliah umum ini, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai pentingnya transmigrasi sebagai strategi pembangunan nasional. Melalui peran aktif generasi muda, khususnya sivitas akademika ITB, diharapkan transmigrasi dapat menjadi motor penggerak kemajuan dan pemerataan pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.