English Language Indonsian Language

Adakan Kuliah Tamu Kewirausahaan, Aktuaria ITB Ajak Mahasiswa Belajar Menemukan “Business Model Fit”

Rabu, 18 Juni 2025 | Reporter : Iko Sutrisko Prakasa Lay | Editor : M Habib Nur Fauzan

BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Program Studi Aktuaria ITB melalui mata kuliah WI2023 Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan yang diampu oleh Dr. Yuli Sri Afrianti, S.Si., M.T., M.B.A., menggelar kuliah tamu dengan tajuk “Business Model Fit” pada Selasa (27/5/2025), di Gedung Kuliah Umum Timur (GKUT), ITB Kampus Ganesha. Acara ini menghadirkan Alif Hijriah, pendiri sekaligus Komisaris Utama PT. Cerebrum Edukanesia Nusantara, yang membagikan perjalanan membangun bisnis edukasi berbasis teknologi serta bagaimana menemukan dan menjaga keberlangsungan model bisnis yang tepat.

Alif, yang merupakan alumnus Matematika ITB angkatan 2014 untuk S1 dan angkatan 2018 untuk S2, membuka kuliah dengan mengenalkan kembali perusahaannya, Cerebrum. Ia menjelaskan bahwa Cerebrum kini menaungi 16 platform edukasi yang menyasar berbagai kebutuhan, mulai dari persiapan masuk PTN, ASN, hingga BUMN. Sejak berdiri tahun 2018, platform ini telah digunakan oleh lebih dari tiga juta pengguna dan dikelola oleh dirinya dan tim.

Materi yang disampaikan berkaitan dengan business model fit, yang menurut Alif merupakan tahap akhir dalam membangun bisnis berkelanjutan setelah tahap problem-solution fit dan product-market fit.

Alif menekankan pentingnya memulai bisnis dari identifikasi masalah, bukan dari membuat produk terlebih dahulu. Dalam menjelaskan pendekatannya, ia mengacu pada kerangka kerja design thinking yang dimulai dari tahapan empati, mendefinisikan masalah, hingga menghasilkan ide, lalu berlanjut ke pembuatan prototipe dan pengujian. “Done is better than perfect,” katanya, mengutip pepatah yang mengingatkan bahwa lebih baik menyelesaikan sesuatu meskipun belum sempurna, ketimbang menunda karena mengejar kesempurnaan.

Salah satu cerita menarik dari kuliah ini adalah pengalaman Alif mendirikan platform miliknya, Cerebrum. Pada 2017, ia dan rekannya melihat permasalahan dalam bimbel luring, biaya tinggi, akses terbatas di daerah, dan jadwal yang tidak fleksibel. Solusi mereka bukan membuat bimbel daring biasa, karena saat itu sudah ada beberapa platform yang telah merajai pasar. Sebaliknya, mereka memilih pendekatan berbeda dengan menciptakan layanan try out online yang lebih murah, fleksibel, dan fokus pada latihan soal, karena menurutnya, “Belajar saja tidak cukup.”

Ia menggambarkan pendekatan ini sebagai strategi Blue Ocean, yaitu mencari lautan yang masih tenang dan belum banyak pesaing. Karena, menurutnya, jika kita yang baru membuka bisnis bersaing dengan platform lain yang telah merajai pasar, maka peluang untuk berakhir gagal akan semakin tinggi. Oleh karena itu, ia menekankan mahasiswa untuk menciptakan kategori pasar baru dan menghindari persaingan langsung dengan pemain besar. Dengan jalan tersebut, maka platform kita tersebut akan menjadi satu-satunya pemain di sana dengan pasar kita sendiri.

Kuliah ini memberikan wawasan bagi mahasiswa, khususnya yang tertarik di bidang kewirausahaan dan inovasi. Alif tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga membagikan kisah nyata penuh pembelajaran dan tantangan dalam membangun bisnisnya dari nol. Melalui sesi ini, para peserta diajak untuk berpikir kritis dan strategis, tidak hanya soal bagaimana membangun produk, tetapi bagaimana menemukan pasar yang tepat, membangun tim, dan merawat model bisnis agar tetap relevan dan bertahan dalam jangka panjang.

 

Dokumentasi: Iko Sutrisko Prakasa Lay

Logo Kemahasiswaan ITB

Gedung Campus Center Barat Lantai 1

Jl. Ganesa No.10 Lebak Siliwangi

Kec. Coblong, Kota Bandung 40132

Phone: (022) 2504814

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung