BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Program Studi Aktuaria, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, kembali menghadirkan sesi coaching class yang merupakan bagian dari kuliah WI2023 Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan kembali yang kali ini mengusung tema “Product Market Fit” dan menghadirkan pembicara Adan Rahman Sarsono, S.Si., CEO ARAVA Tours and Travel, perusahaan yang bergerak di industri travel umroh dan haji. Alumni Matematika ITB angkatan 2003 ini membagikan pengalaman mendalamnya dalam membangun dan mengembangkan bisnis berbasis pelayanan ibadah umat Muslim.
Adan membuka sesi dengan mengupas definisi product market fit sebagai titik temu ideal di mana sebuah produk tidak hanya menjawab, tetapi juga dicari dan dihargai oleh segmen pasar yang tepat. Ia menekankan bahwa dalam industri kompetitif seperti perjalanan religi, kunci untuk unggul bukanlah dengan terjebak perang harga, melainkan dengan menciptakan nilai unik yang menyentuh aspirasi pelanggan. ARAVA Tours & Travel, perusahaan rintisan miliknya, dibangun di atas prinsip ini dengan fokus melayani ceruk pasar yang lebih spesifik dalam industri umrah dan haji.
Melalui studi kasus nyata dari salah satu produk terbarunya yang akan diluncurkan, Adan mengajak para mahasiswa melihat proses perumusan produk dari awal. Proyek ini menyasar segmen pengusaha muda muslim usia 25–35 tahun yang dinilai sedang berada pada puncak pencarian makna hidup dan spiritualitas. Berdasarkan hasil survei pasar, produk ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan program perjalanan yang bukan hanya nyaman dan aman, tapi juga penuh makna dan berdampak jangka panjang.
Adan juga memaparkan bahwa dalam industri travel religi, permintaan tak pernah benar-benar surut. Permintaan tinggi terjadi di bulan Ramadan, musim haji, dan saat liburan sekolah. Namun, untuk tetap relevan dan unggul, perusahaan dituntut terus berinovasi, memahami lanskap regulasi, serta membangun narasi yang selaras dengan aspirasi spiritual target market-nya.
Tidak hanya memetakan kompetitor dan menganalisis SWOT serta PESTEL, pendekatan bisnis yang ia bangun juga menekankan pentingnya after-sales experience berupa program yang berdampak dan berkesan. Baginya, pelanggan bukan hanya sekadar penumpang yang diberangkatkan ke tanah suci, tapi individu yang tengah menempuh perjalanan batin dan ingin kembali dengan bekal spiritual yang berarti.
Mengakhiri kuliahnya, Adan menyampaikan harapan agar mahasiswa tidak hanya mendapatkan pemahaman teknis kewirausahaan, tetapi juga menyerap nilai-nilai mendalam yang membentuk integritas pribadi. Ia menegaskan bahwa seorang wirausahawan sejati bukan hanya tangguh dan adaptif terhadap perubahan, namun juga harus menjunjung nilai dedikasi, kejujuran, dan amanah dalam setiap prosesnya.
Dokumentasi: Iko Sutrisko Prakasa Lay