English Language Indonsian Language

Seleksi KRAI 2025: Juri Apresiasi Kualitas Robot Peserta hingga Puji Kesiapan ITB Sebagai Tuan Rumah

Rabu, 18 Juni 2025 | Reporter : Iswatun Amaliah Khairuunisa | Editor : Chandra Agusti Budiman

JATINANGOR, kemahasiswaan.itb.ac.id - Tahun ini kembali dilaksanakan kompetisi tahunan mahasiswa dalam bidang rancang bangun dan rekayasa robotika yaitu Kontes Robot Indonesia (KRI). Saat ini hanya mempertandingkan satu divisi, yaitu Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), sehingga nama kegiatan difokuskan menjadi KRAI 2025. Tahapan kegiatan tahun ini terdiri dari pendaftaran dengan mengirimkan berkas proposal dan video demonstrasi robot, visitasi daring, lalu berdasarkan tahapan tersebut akan diseleksi untuk menentukan tim yang akan lolos ke tingkat nasional. 

Pada Sabtu, (14/06/2025) telah dilaksanakan salah satu tahapan kontes yaitu kegiatan visitasi daring menggunakan Zoom meeting dengan juri berada terpusat di kampus ITB Jatinangor. Setiap tim yang telah mendaftar dan mengirimkan proposal akan berkesempatan untuk mendemonstrasikan kemampuan robotnya di hadapan para juri secara virtual. Adapun kriteria penilaian juri paling penting adalah kemampuan dasar robot. Robot harus mampu berpindah tempat, menembak bola, mendribel, menangkap serta mengoper bola sesuai dengan tema kontes tahun ini yaitu mengenai bola basket. Selain itu dinilai juga kemampuan robot untuk melakukan pengulangan gerakan dasar, serta dari sisi intelegensi dinilai dalam koordinasi dan penguasaan bola. 

Visitasi Daring dilakukan berbarengan dengan pembukaan kegiatan KRAI 2025 oleh Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si. secara virtual. Beliau menekankan bahwa kegiatan KRAI ini bukan hanya sekedar kompetisi namun dapat dijadikan sebagai ruang pembelajaran karena para peserta dituntut untuk berpikir strategis, bekerja dalam tim, menghadapi tekanan dan dapat menyampaikan gagasan secara profesional. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan mahasiswa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga ulet, kolaboratif, dan visioner. 

“Apa yang dipelajari mahasiswa harus menjawab tantangan nyata dan memberi kontribusi yang dirasakan, baik untuk masyarakat, industri, maupun masa depan bangsa,” ujar Berry.

Terdapat 40 tim yang telah mengirimkan proposal dan di-visit oleh juri, sehingga kegiatan ini dibagi mejadi 3 sesi yaitu pagi, siang, dan sore hari. Visitasi daring dilakukan dengan setiap tim bergantian memasuki breakout room Zoom Meeting menggunakan akun zoom, dimana 1 akun digunakan oleh ketua tim untuk berkomunikasi dengan juri sementara 3 akun lainnya difokuskan sebagai kamera lapangan untuk menampilkan visualisasi lapangan demonstrasi. Untuk kamera lapangan, satu kamera akan statis menyoroti tampilan menyeluruh lapangan demonstrasi, sedangkan dua kamera lainnya akan dinamis mengikuti aksi permainan robot dan menyorot area kritis seperti zona tembak atau area pertahanan. 

Saat visitasi daring berlangsung, robot dari setiap tim diminta untuk melakukan gerakan dasar seperti berpindah tempat, menembak bola, mendrible dan mengoper bola. Lalu akan diuji kemampuan robot untuk mencetak poin dengan memasukan bola ke ring lawan dalam waktu 20 detik, tujuannya untuk menilai kualifikasi robot agar dapat bertanding di ABU Robocon 2025 nanti. Untuk kemampuan dasar ini sebelumnya sudah harus ditunjukkan melalui video demonstrasi yang dikirimkan bersama proposal pendaftaran tetapi harapannya saat visitasi dilakukan, robot memiliki kemajuan kemampuan dalam gerakan dasar yang diujikan.

Visitasi daring ini dinilai oleh para juri yang sebagian besar merupakan dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang ahli di bidang robotika. Ketua juri, Prof. Dr.Eng. Drs. Benyamin Kusumoputro, M.Eng., menyampaikan bahwa meskipun persiapan dilakukan dalam waktu yang singkat, KRAI 2025 justru menunjukkan hasil yang melebihi ekspektasi juri. Jumlah partisipan mencapai 40 tim, angka yang dinilai sangat baik mengingat kondisi keterbatasan waktu dan dukungan teknis dari masing-masing perguruan tinggi. Tak hanya dari segi kuantitas, kualitas peserta pun cukup mengesankan. Beberapa tim bahkan mampu mencapai target performa teknis, yang menurut juri menunjukkan bahwa sebagian besar sudah memulai persiapan jauh sebelum pengumuman resmi. 

“Jadi banyak yang bisa mencapai target, mungkin ada 10 tim yang bisa mencapai target, dan itu sudah susah. Itu artinya mereka sudah mempersiapkan bahkan sebelum ada pengumuman,” ungkapnya.

Ia menambahkan, penunjukan ITB sebagai tuan rumah menjadi sebuah kepercayaan yang disambut dengan kesiapan penuh, baik dari segi sumber daya manusia maupun fasilitas. Meskipun waktu persiapannya tergolong singkat, dosen asal Universitas Indonesia tersebut mengungkapkan ITB mampu menyusun kebutuhan teknis seleksi hanya dalam waktu singkat berkat kerja tim yang solid. Gedung yang memadai serta kemampuan manajerial turut mendukung kelancaran proses seleksi daring ini. Tim juri juga menekankan pentingnya penyelenggaraan yang adil dan transparan, serta berharap kegiatan ini dapat berlangsung dengan lancar, menjunjung keadilan, dan menghasilkan tim terbaik yang akan mewakili Indonesia di ajang internasional.

Logo Kemahasiswaan ITB

Gedung Campus Center Barat Lantai 1

Jl. Ganesa No.10 Lebak Siliwangi

Kec. Coblong, Kota Bandung 40132

Phone: (022) 2504814

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung