 
                    
JATINANGOR, kemahasiswaan.itb.ac.id – Kelompok Keahlian Bioteknologi Mikroba SITH ITB menyelenggarakan “Pelatihan Terpadu Aplikasi Bioteknologi Mikroba untuk Kemandirian Pangan dan Lingkungan” pada Minggu (03/08/2025) di Gedung Labtek XI, ITB Kampus Ganesha. Acara ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, serta sivitas akademika SITH ITB dengan peserta utama MPP Pengawai ITB. Kegiatan dibagi ke dalam empat sesi dengan setiap sesi memberikan materi di kelas dan hands-on langsung mengenai tatacara pembuatannya.
Akuakultur adalah kegiatan budidaya organisme akuatik dengan intervensi manusia untuk meningkatkan produktivitas pangan. Dalam sesi ini, peserta diperkenalkan pada sistem budidaya tertutup atau Recirculating Aquaculture System (RAS) yang menjaga kualitas air melalui filtrasi mekanis, biologis, dan kimia. Sistem ini menghasilkan siklus berkelanjutan di mana limbah ikan dimanfaatkan tanaman sebagai nutrisi, sementara tanaman membantu menyaring air kembali ke kolam.
Praktik dilanjutkan dengan akuaponik, yaitu integrasi budidaya ikan dan tanaman dalam satu sistem. Peserta mempelajari persiapan bioflok, pemeliharaan benih ikan nila, serta penanaman sayur dengan hidroponik. Dengan metode ini, panen ikan dan tanaman dapat diperoleh secara bersamaan, efisien, dan ramah lingkungan.
Selain itu, peserta juga diperkenalkan pada aspek keberlanjutan dan analisis ekonomi dari sistem akuakultur modern. Sistem tertutup terbukti mampu menghemat air, mengurangi risiko penyakit, serta menghasilkan keuntungan finansial dengan waktu balik modal relatif cepat. Dengan demikian, akuakultur tidak hanya bermanfaat untuk ketahanan pangan rumah tangga, tetapi juga menjanjikan sebagai peluang usaha di masa depan.
Yoghurt merupakan produk susu fermentasi yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat, terutama Lactobacillus dan Streptococcus. Proses fermentasi ini mengubah laktosa menjadi asam laktat, menurunkan pH susu, dan membentuk tekstur kental dengan rasa asam khas.
Dalam praktiknya, peserta mencampurkan susu UHT yang telah dipasteurisasi dengan kultur starter, kemudian menginkubasi pada suhu optimal. Setelah 2–3 hari, terbentuk yoghurt dengan tekstur semi-padat yang segar dan sehat. Proses sederhana ini memperlihatkan bagaimana mikroba dapat dimanfaatkan dalam pangan sehari-hari.
Takakura adalah metode pengomposan sederhana yang dikembangkan untuk mengolah sampah organik rumah tangga secara mandiri. Sistem ini menggunakan keranjang berlubang yang dilapisi kardus, bantalan sekam, dan starter kompos untuk menciptakan lingkungan mikroba pengurai.
Peserta mempraktikkan cara mencampur sampah organik yang telah dipotong kecil dengan starter, menjaga kelembaban, dan menutupnya dengan sekam serta kain berpori. Dalam waktu 40–60 hari, sampah berubah menjadi kompos berwarna coklat kehitaman yang tidak berbau. Produk ini dapat langsung digunakan sebagai pupuk alami untuk tanaman.
Biofertilizer disini adalah pupuk organik cair yang mengandung mikroorganisme hidup untuk meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang pertumbuhan tanaman. Dibandingkan pupuk kimia, biofertilizer lebih ramah lingkungan dan mudah dibuat dari bahan sehari-hari.
Dalam pelatihan, peserta memanfaatkan larutan EM4, molase, air, serta limbah organik dapur untuk difermentasi selama beberapa minggu. Hasil akhirnya berupa pupuk cair kaya mikroba yang dapat langsung digunakan untuk menyiram sayuran atau tanaman hias. Dengan cara ini, limbah organik rumah tangga dapat diubah menjadi sumber nutrisi baru bagi lingkungan.
Pelatihan terpadu ini memperlihatkan bagaimana mikroba berperan penting dalam mendukung kemandirian pangan dan pengelolaan lingkungan rumah tangga. Dari akuakultur yang menghasilkan ikan dan sayuran, yoghurt yang menyehatkan, Takakura yang mengolah sampah, hingga biofertilizer yang menyuburkan tanaman—semua berbasis pada prinsip kerja mikroba. Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
“Kegiatan pengmas di lingkungan kampus dengan tema seperti itu dibutuhkan untuk memberi pengajaran terhadap pegawai kampus tentang pengaplikasian ilmu hayati dalam kehidupan sehari - hari,” Ujar salah satu peserta pelatihan.