English Language Indonsian Language

Mahasiswa ITB Ubah Limbah Kulit Jeruk Jadi Senjata Ampuh Lawan Hama Jagung di Takalar, Sulawesi Selatan, Raih Juara 3 di Kompetisi Internasional

09 October 2025

JATINANGOR, kemahasiswaan.itb.ac.id – Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Tim yang terdiri dari Hanif Yusran Makarim (11422054), Fransiskus Petra Benaya M (11922050), dan Andian Sandi Pamungkas (11922015) dari program studi Rekayasa Pertanian dan Teknologi Pascapanen, dengan bimbingan dosen SITH ITB, Dr. Ir. Rijanti Rahaju Maulani, S.P., M.si. ini berhasil meraih Juara Ketiga pada ajang Maliki International Biology Competition (MIBC) 2025. Ajang kompetisi esai ilmiah ini diselenggarakan oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara.

Dalam kompetisi yang berlangsung dari Juni hingga Agustus 2025 ini , tim ITB mengusung karya tulis ilmiah berjudul "From Waste to Weapon: An Orange Peel and Clove Extracts Biopesticide to Combat Fall Armyworms in Takalar Corn Fields, South Sulawesi". Inovasi mereka berfokus pada pengembangan bioinsektisida ramah lingkungan untuk mengatasi serangan hama ulat grayak (Spodoptera frugiperda) pada tanaman jagung, yang menjadi masalah serius bagi petani di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Inovasi ini lahir dari keprihatinan terhadap masalah ganda: tingginya kerugian hasil panen akibat hama dan dampak negatif penggunaan pestisida kimia secara masif. Tim memanfaatkan limbah kulit jeruk yang melimpah dan komoditas cengkeh yang belum termanfaatkan secara optimal. Mereka mengekstrak senyawa d-Limonene dari kulit jeruk yang berfungsi untuk menghalau hama agar tidak memakan tanaman (antifeedant) dan senyawa eugenol dari cengkeh yang dapat menyerang sistem saraf hama. Kedua ekstrak ini kemudian diformulasikan dengan teknologi nanoemulsi menggunakan surfaktan Span 80 dan Tween 80 untuk menjaga kestabilan dan efektivitas produk saat disemprotkan ke daun jagung.

Berdasarkan kajian literatur yang mendalam, aplikasi biopestisida ini berpotensi menekan intensitas serangan ulat grayak jagung (Spodoptera frugiperda) di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan dari tingkat awal 97,33% menjadi di bawah 25%.

“Dampak karya ini kami rasa dapat berfokus ke penanganan masalah limbah (terkhususnya kulit jeruk), masalah dampak leaching pestisida kimia ke lingkungan, serta membantu mengurangi hama Spodoptera fugiferda yang menyerang tanaman jagung, sehingga mendukung ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan,” ujar Sandi, salah satu anggota tim.

Perjuangan tim untuk menghasilkan karya ini tidaklah mudah. Proses penyusunan dilakukan di tengah kesibukan menjalani program Kerja Praktik di lokasi yang berbeda. Namun, berkat strategi manajemen waktu yang baik dengan memanfaatkan jam istirahat dan waktu luang di luar jam kerja, mereka berhasil menyelesaikan karya tulisnya dengan optimal.

Ke depannya, tim berharap inovasi bioinsektisida ini tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi dapat dikembangkan lebih lanjut hingga siap diaplikasikan secara luas oleh para petani di Indonesia. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami dari limbah, penemuan ini diharapkan dapat menjadi solusi konkret untuk mendukung praktik pertanian yang lebih berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani serta ketahanan pangan nasional.

Logo Kemahasiswaan ITB

Gedung Campus Center Barat

Jl. Ganesa No.10 Lebak Siliwangi

Kec. Coblong, Kota Bandung 40132

Phone: (022) 2504814

© Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung