Pentingnya Peran Pendamping Sebaya dalam Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa di Kampus

BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Keberadaan pendamping sebaya dirasa memberikan dampak positif terhadap mahasiswa ITB yang memerlukan bantuan dalam menghadapi masalah, khususnya dalam bidang masalah psikis. Untuk itu, Bimbingan Konseling di bawah naungan Sub Direktorat Kesejahteraan Mahasiswa Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITB kembali menggelar Pelatihan Calon Pendamping Sebaya Tahun 2023, yang dilaksanakan pada 

“Kami berharap, pendamping sebaya merupakan individu yang well-being. Pada Sub Direktorat kami ada 3 kegiatan utama yakni promotive, preventive, dan kuratif. Kegiatan promotive dan preventive  adalah bagian yang bisa diambil alih oleh para pendamping sebaya, sedangkan untuk Kuratif biasanya dilakukan oleh tenaga professional seperti Psikolog,” ujar Kepala Sub Direktorat Kesejahteraan Mahasiswa Ir. Hendri Syamsudin M.Sc., Ph.D saat membuka kegiatan Pelatihan Pendamping Sebaya Tahun 2023 yang digelar secara daring pada Sabtu lalu (17/9/2022). 

Menurutnya, kegiatan promotive adalah bagaimana pendamping sebaya mampu menggaungkan pentingnya Kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Harapannya, agar pembiasaan menjaga kesehatan mental menjadi sebuah gaya hidup positif. Hal tersebut perlu dibangun dengan membuat serangkaian program kegiatan yang salling bersinergi dan terstruktur. Pendamping sebaya memiliki peran sentral sebagai trigger dalam mempromosikan hal tersebut. 

Sedangkan untuk tindakan preventif, kata Hendri sebenarnya bisa dilakukan secara individual, misalkan saja dengan belajar mengelola waktu dalam berbagai kegiatan. Akan tetapi posisi pendamping sebaya menurutnya bisa menjadi perpanjangan tangan bagi Bimbingan Konseling dalam menghadapi mahasiswa yang tengah memerlukan bantuan dan mengarahkan mereka untuk mendapatkan penanganan secara professional. 

“Selain pendamping sebaya bisa melakukan tindakan promotive dan preventive, mereka juga bisa mengarahkan sesama mahasiswa agar mendapatkan tindakan kuratif dari professional seperti layanan Bimbingan Konseling,” ucap Hendri. 
Pada kegiatan pelatihan ini, mahasiswa yang menjadi pendamping sebaya juga diberikan pelatihan oleh para konselor dan psikolog professional Bimbingan Konseling ITB dalam menghadapi mahasiswa yang mengalami masalah.