BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – ITB Career Center bersama PAMA Group mengadakan acara “Pama Group Goes to ITB: Campus Engagement and Hiring” di Aula Timur ITB Kampus Ganesha pada Kamis (25/07/2024). Acara ini diisi dengan talkshow bertema “The Future of Mining and Energy Industry” yang dibawakan oleh Business Development Manager PT Pamapersada Nusantara (PAMA Group), Riki Firdaus.
Riki, membuka sesi dengan menjelaskan bahwa PAMA Group tidak hanya berfokus pada pertambangan batu bara tetapi juga mencakup industri energi yang lebih luas. PAMA Group saat ini terlibat dalam berbagai lini bisnis, termasuk kontraktor pertambangan besar dan kecil, serta proyek-proyek energi terbarukan seperti tenaga surya dan geotermal. Riki juga menyoroti perkembangan terbaru dalam bisnis PAMA Group, yang saat ini telah merambah ke bisnis smelting dan critical minerals yang diperlukan untuk mendukung teknologi kendaraan listrik.
Menurut Riki, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan energi batu bara di Indonesia, termasuk PAMA Group, adalah bagaimana mempertahankan keberlanjutan bisnis batu bara di tengah upaya global untuk beralih ke energi terbarukan. Meski demikian, ia menegaskan bahwa kebutuhan listrik di Indonesia masih didominasi oleh batu bara, yang menyumbang sekitar 70-80% dari total pasokan listrik.
Riki juga membahas pentingnya pengembangan critical minerals, yang menjadi komponen penting dalam teknologi baterai untuk kendaraan listrik. Menurutnya, PAMA Group sedang berupaya untuk memperluas bisnis mereka ke sektor ini sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan untuk mendukung transisi energi hijau di Indonesia.
Berbagai proyek PAMA Group yang sedang berjalan dan rencana ekspansi ke depan. Ia menyebutkan bahwa PAMA Group telah mengakuisisi beberapa aset penting di sektor pertambangan dan energi, termasuk proyek emas di Sumbawa dan proyek-proyek geotermal yang berkontribusi pada diversifikasi portofolio bisnis mereka.
Tidak hanya itu, Riki juga memberikan tips bagi mahasiswa yang ingin bergabung dengan industri pertambangan dan energi. Ia menekankan pentingnya persiapan diri, tidak hanya dari segi akademik tetapi juga keterampilan komunikasi dan pengalaman organisasi.
“Kadang saya menemukan calon karyawan dengan IPK tinggi dan skor TOEFL bagus, tapi saat diwawancara mereka gugup dan tidak bisa menjelaskan dengan baik. Ini biasanya karena mereka kurang pengalaman berorganisasi dan komunikasi,” ungkap Riki.
Ia juga berbagi cerita tentang seorang calon karyawan yang memiliki latar belakang akademik yang kuat tetapi gagal dalam wawancara karena tidak bisa menjelaskan proyek skripsinya dengan baik. Ini menunjukkan bahwa persiapan dan pemahaman mendalam tentang pekerjaan yang dilamar sangat penting.
Dalam penutupannya, Riki mengajak para mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam industri pertambangan dan energi, dan tidak ragu untuk mengejar karier, termasuk dengan bergabung bersama di PAMA Group.
Acara ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang masa depan industri pertambangan dan energi, serta memotivasi mahasiswa ITB untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menghadapi tantangan di dunia kerja. Dengan adanya talkshow ini, ITB Career Center berharap dapat memperkuat hubungan antara dunia akademik dan industri, serta membuka peluang karier yang lebih luas bagi para civitas akademik ITB.