BANDUNG, kemahasiswaan.itb.ac.id – Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) ITB kembali meraih prestasi dengan terpilihnya mereka sebagai penulis sekaligus ilustrator dalam ajang Gerakan Literasi Nasional (GLN) 2024 sebanyak 18 orang. Para mahasiswa ini tergabung dalam mata kuliah DK3208 Ilustrasi dan Desain Buku Anak (KIBA), yang diasuh oleh Dr. Riama Maslan Sihombing, M.Sn., yang sekaligus karya tersebut merupakan bagian dari tugas akhir dalam mata kuliah KIBA.
Program GLN ini sendiri merupakan bagian dari Sayembara Penulisan Bahan Bacaan Literasi Tahun 2024, yang telah berlangsung sejak tahun 2016. Tujuan utama program ini adalah untuk menyediakan bahan bacaan berkualitas bagi anak-anak Indonesia, terutama untuk jenjang pembaca awal dengan rentang usia 5-15 tahun. Tema yang diusung tahun ini meliputi pencegahan kekerasan terhadap anak, pengenalan literasi finansial, kewargaan, mitigasi bencana, serta sanitasi dan kesehatan.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan langsung dari mata kuliah DK3208 Ilustrasi dan Desain Buku Anak (KIBA). Mata kuliah ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkreasi dan mengeksplorasi kemampuan mereka dalam menciptakan karya yang sesuai dengan standar bahan bacaan literasi untuk anak.
Dalam wawancara dengan dua dari 18 mahasiswa terpilih, Anindita Putri (Dita) dan Nazwa Nurapriliani (Nazwa), yang keduanya merupakan mahasiswa DKV angkatan 2021, berbagi pengalaman terkait dengan alasan pemilihan topik yang dibawakan.
“Kebetulan dari DKV ada mata kuliahnya juga, namanya Kelas Ilustrasi Buku Anak (KIBA). Jadi, kami yang mengambil mata kuliah itu dianjurkan juga untuk ikut sayembara ini, karena memang sejalan dengan mata kuliah yang kami ambil ini. Kalau aku memilih fokusnya ke keluarga dan sebenarnya secara spesifiknya lebih ke mengenalkan peran Ayah buat anak-anak yang sudah tidak memiliki Ayah. Aku berusaha kemas itu agar mudah dicerna oleh anak-anak dan dibuat lebih seru,” ucap Dita.
Nazwa, yang mengambil topik mitigasi bencana dengan fokus pada gempa bumi, menceritakan proses kreatifnya.
“Topik mitigasi bencana yang aku ambil lebih spesifik tentang gempa bumi. Kurang lebih membahas tentang bagaimana cara menghadapi gempa bumi yang tentu bisa dimengerti sama anak-anak, karena dibawakan dengan bahasa mereka,” jelasnya.
Keberhasilan mereka tidak hanya ditentukan oleh kreativitas, tetapi juga kerja keras dan ketekunan dalam melalui proses revisi dan asistensi yang cukup memakan waktu.
“Tantangannya lebih ke waktu, karena kita dihadapkan di tengah-tengah UAS dan tugas-tugas lainnya yang tidak sedikit juga. Selain itu, karena karya ini kan untuk anak-anak, jadi mulai dari kata-katanya, lalu dari gambarnya juga, harus menarik. Jadi, untuk menghasilkan karya ini kita harus merasakan jadi anak-anak, harus bisa mengambil perspektif sebagai anak-anak. Sehingga, kita bisa menilai sendiri karya kita ini seperti apa,” ungkap Dita.
Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, mereka mendapatkan banyak dukungan dari dosen dan teman-teman sekelas yang juga mengambil mata kuliah yang sama. Mereka berpesan kepada mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan mencoba segala kesempatan yang ada.
Nazwa mengatakan, “Usahakan semua hal yang kita kerjakan itu memang dari hati, jangan jadikan berkarya ini sebagai sebuah tekanan, buat jadi kesenangan pribadi. Sehingga, apa yang mau disampaikan ke penikmat karya kita itu, bisa tersampaikan dengan baik,” ujarnya.
Dita juga menyampaikan pesan untuk jangan takut mencoba segala kesempatan yang ada. Karena menurutnya, mencoba dan kalah akan lebih baik daripada tidak mencoba sama sekali. Untuk para penulis muda yang masih menunda untuk mempublikasikan karyanya, Dita mengatakan untuk tidak terlalu mencari kesempurnaan dalam sebuah karya. Lebih baik untuk memulai dahulu dan proses perbaikan dapat dilakukan seiring waktu berjalan tersebut.
Mahasiswa-mahasiswa tersebut ialah:
Keberhasilan 18 mahasiswa DKV ITB dalam GLN 2024 tersebut menjadi bukti bahwa kreativitas dan kerja keras dapat menghasilkan karya yang membanggakan. Dengan bimbingan yang tepat dan semangat yang tak kenal lelah, mereka mampu memberikan kontribusi dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia melalui literasi nasional.